Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Belanja Kreatif di Tengah Pandemi

Gana Buana
21/8/2020 03:15
Belanja Kreatif di Tengah Pandemi
Layanan belanja daring(ANTARA)

PANDEMI virus korona baru (covid-19) membuat sejumlah orang lebih kreatif. 

Adanya kekhawatiran merebaknya bahaya virus itu, sebagian masyarakat memanfaatkan warung tetangga untuk membantu menyuplai kebutuhan sehari-hari. Tidak hanya bahan pokok, makanan siap saji pun dengan jaminan higienis tersedia di warung teman bahkan tetangga.

Zubaedah, pemilik toko kelontong di wilayah Tambun, Kabupaten Bekasi, mengatakan sejak awal pandemi covid-19 diumumkan, omzet toko sembako miliknya menurun drastis. Namun, ia tetap tidak kehabisan ide untuk tetap memutar sirkulasi barang dagangannya.

“Saya manfaatkan aplikasi Whatsapp, grup SMP, grup teman, dan tetangga. Dari situ saya berikan promosi, sembako apa saja yang mereka butuhkan, saya usahakan untuk penuhi,” kata Edah, di Bekasi, kemarin.

Menurut Edah, dengan berjualan secara digital/online, membuat dirinya berusaha memberikan servis lebih. Misalnya, dengan memberikan layanan pesan antar gratis sampai depan pintu rumah dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan yang berlaku.

Selain itu, dengan sesama pedagang toko kelontong, dia sering bertukar informasi dan stok barang. Dengan begitu, perputaran stok barang cepat kedaluwarsa pun tidak lama ditahan. 

“Ya kalau lama ditahan kan percuma, dari jejaring serta memanfaatkan media sosial kita dapat tukar menukar barang juga,” kata dia.

Raisa, penjual makanan beku siap saji pun mengaku ikut terbantu dengan gerakan ‘jajan di warung tetangga’ di kompleks perumahannya. Dirinya yang menjual makanan beku tersebut turut kebanjiran pesanan saat masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) beberapa waktu lalu.

“Iya waktu PSBB kan orang jarang banget bisa keluar, ke pasar aja kan khawatir. Jadi alhamdulillah segala rupa makanan frozen laku karena kan bisa jadi lauk sehari-hari,” ungkap Raisa.

Raisa mengaku barang dagangannya yang berupa aneka bento, ungkep ayam, bebek, dan puyuh ini merupakan aneka lauk siap saji yang banyak diburu warga. Apalagi, bagi mereka yang tidak sempat berangkat ke pasar atau sekadar ke tukang sayur. 

“Kalau tetangga saya ini banyak yang percaya, higienitas produk yang saya jual jika dibandingkan dengan beli di pasar atau tempat lain. Makanya, lebih banyak yang belanja di sini,” jelas dia.


Jaga daya beli

Seperti diketahui, baru-baru ini, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) meluncurkan program belanja di warung tetangga sebagai upaya menjaga daya beli masyarakat atas produk UMKM. 

Program ini sekaligus mempermudah pasokan kebutuhan sehari-hari masyarakat di tengah pandemi covid-19. Kemenkop UKM bekerja sama dengan Bulog dan sembilan klaster pangan BUMN, meliputi RNI, Berdikari, Perindo, Perinus, PT Garam, BGR, PPI, SHS, dan petani dalam program tersebut sebagai warehouse untuk warung usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) atau koperasi. 

Kerja sama ini dinilai strategis karena ada gudang di berbagai daerah di Indonesia sehingga jika proyek percontohan ini berhasil akan diimplementasikan di seluruh Indonesia. 

“Kami apresiasi berbagai program inovatif untuk mendukung dan menjaga keberlangsungan bisnis UMKM dari Shopee Indonesia ini yang diharapkan dapat menjadi langkah strategis solutif untuk pelaku UMKM di Indonesia ke depannya,” ujar Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki.

Ia berharap melalui program tersebut dapat dipastikan stok bahan pokok tersedia dan dekat dengan masyarakat sekaligus bisa memperkuat ekonomi pelaku UMKM, khususnya warung tradisional yang belum terhubung dengan online platform penjualan. (S-3)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya