Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

Bisnis Wangi Tiga Saudara

13/3/2016 03:00
Bisnis Wangi Tiga Saudara
(MI/YOSE HENDRA)

MODEL tentang bisnis keluarga yang dikelola apik bisa dipantau dari kiprah tiga kakak beradik ini. Mereka terinspirasi oleh rumah-rumah parfum di Prancis.

Belajar autodidak meramu aroma semerbak, ketiganya sukses memformulasikan 250 jenis aroma yang diklaim berkelas internasional. Merek yang dipilih ialah Azwa.

“Booming parfum refill melanda Padang pada 2003. Aromanya mengadopsi merek-merek terkenal. Kami, Azzwars & Sons Pd Parfum Paris, menjadi salah satu pionir bisnis itu,” kata Alkausar, 27, salah satu pendiri Azzwars & Sons Pd Parfum Paris kepada Media Indonesia, Kamis (21/1).

Azzwars & Sons Pd Parfum Paris berdiri 26 April 2003. Bukan hanya bermain di tingkat ritel, mereka juga memasok kebutuhan toko-toko kecil di Padang.

“Parfum Paris yang menjadi tagline di kedai-kedai yang menjual parfum tersebut. Kami yang mengenalkannya. Sebab sebagian besar mengambil pada kami waktu itu. Kami sendiri langsung mendatangkan dari Jakarta,” ujar Alkausar di kantor pusatnya di kawasan Jati, Kota Padang, Sumatra Barat.

Azzwars & Sons Pd Parfum Paris, kata Alkausar, merupakan usaha keluarga milik Azwar, sang ayah, beserta anak-anaknya, yakni Topan Adriansyah, Aidil Akbar, dan Alkausar.

Kisah toko parfum itu bermula dari toko Pondok Parfum Yashamadu milik paman Alkausar yang kemudian pengelolaannya diserahkan kepada Azwar.

“Toko sebelumnya bukan hanya jual parfum, melainkan juga ada kosmetik, sepatu, dan lainnya. Dalam perjalanannya, parfum menjadi barang paling laku dijual,” kata Alkausar.

Bermodal tiga ekor sapi yang digembalakan sejak kecil di kampung, ditambah pinjaman dana dari anggota keluarga, serta bantuan sang kerabat, Kolonel Purnawirawan Nawawishata, mereka membuka toko khusus parfum di Jalan Baginda Aziz Chan.

“Karena susah menyebutnya, Azzwar & Sons Pd Parfum Paris berubah nama menjadi Azzwars Perfume pada 2010,” kata Ridho yang bersama keluarganya kemudian berhasil meluaskan jangkauan Azzwar hingga memiliki 11 cabang di Padang, Lubuk Alung, Bukittinggi, juga Pekanbaru.

Dengan mempekerjakan 45 karyawan, Azzwar menjadi salah satu penguasa bisnis parfum racikan di kawasan Sumatra Barat.

“Sejak berdiri, Azzwars Perfume juga mengembangkan sistem kemitraan. Saat ini tersisa 15 mitra yang aktif di wilayah Sumbar. Mitra-mitra tersebut sebagian juga menggunakan merek Azzwar,” ujar Alkausar.


Produksi parfum sendiri

Tak cuma eksis di bisnis parfum refill, sejak 2003 mereka mulai memproduksi parfum sendiri. “Saat ini parfum yang dijual sudah 70% hasil desain aroma sendiri, sebanyak 250 jenis aroma,” ujar Alkausar.

Sekitar 100 jenis aroma, kata Alkausar, masih laris hingga saat ini. Aroma-aroma yang paling laris, di antaranya royal essenza dan magical insting.

Royal essenza dihasilkan dari perpaduan wangi kayu mahoni dan cendana yang disegarkan dengan sekilas aroma sitrus serta kelembutan bunga teratai.

Royal essenza juga menjadi seri aroma paling mahal seharga Rp18 ribu per milimeter, sedangkan 30 milimeter dijual Rp270 ribu. “Aromanya kami jamin seenak merek terkenal, tapi harganya setengahnya,” jelas Alka.

Untuk masuk pasar global, lanjut Alkausar, Azzwar Perfume juga akan berganti nama menjadi Azwa. Kata Azwa diambil dari bahasa Arab yang berarti pusat perhatian dan kemegahan. Nama itu disiapkan untuk masuk pasar ASEAN beberapa tahun ke depan.

“Nama Azwa lahir dari riset panjang. Dan juga karena Azzwar adalah nama banyak orang dan kadang susah dieja. Kita akan lakukan launching pertengahan 2016,” katanya.

Selanjutnya, merek Azwa Perfume diperuntukkan pasar outlet premium, sementara merek Azzwars Perfume tetap dipertahankan untuk pasar menengah bawah.

“Merek Azwa Perfume dikatakannya akan menjual aroma atau jenis parfum dengan 100% rancangan sendiri,” ujar Alkausar.


Merawat konsumen

Untuk merawat konsumennya yang saat ini sekitar 10 ribu orang, setengahnya merupakan anggota, berbagai keistimewaan diberikan. “Ada diskon 10% bahkan 40% kalau ulang tahun. Kami menyebut mereka sahabat Azzwars,” ujar Alkausar.

Ketiga pendiri bisnis itu tak ada yang punya latar pendidikan terkait. Namun, pembagian tugas membuat mereka sukses. Topan dan Aidil jadi koki peramu yang dibeli ke importir di Jakarta yang mendatangkan bahan baku dari Prancis, Jerman, dan Swiss. Sementara itu, Alka memperkuat basis manajemen dan pemasaran.

“Kami belajar autodidak dari internet. Referensinya dari rumah-rumah parfum di Prancis. Mereka mendesain aroma dari laboratorium sederhana yang berada di toko. Cita rasa aroma, semua dari pengalaman,” ucapnya. (YH/M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya