Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
MENDAPAT harga terbaik dan termurah tentu keinginan hampir semua orang saat berbelanja secara offline.
Namun, keterbatasan waktu dan informasi membuat konsumen hanya memperoleh diskon untuk produk tertentu dan membayar lebih produk lainnya di suatu tempat belanja.
Kini, dengan kemajuan teknologi, pembeli dapat membandingkan harga dari satu tempat belanja dengan tempat lainnya untuk produk yang diinginkan. Aplikasi Shooper merupakan aplikasi sharing community yang dapat memberi kemudahan itu dari genggaman.
CEO & Founder Shooper Oka Simanjuntak menerangkan aplikasi yang turut dikembangkan di MIT Sloan School of Management itu dapat membantu pengguna mencari harga termurah untuk berbagai produk dari sejumlah supermarket, minimarket, dan toko offline di Indonesia.
"Di dalam aplikasi Shooper, pengguna dapat menemukan informasi harga produk dari berbagai supermarket, minimarket, dan toko di Indonesia. Selanjutnya, pengguna dapat membandingkan dan memilih berapa harga termurah dan di mana mereka dapat membelinya," terang Oka kepada Media Indonesia di Jakarta, kemarin.
Oka menerangkan cara kerja aplikasi tersebut memanfaatkan metode crowdsource (data masyarakat). Pengguna dapat mengunggah struk belanja mereka untuk mendapatkan poin benefit (Shooper point).
Poin ini dapat ditukarkan dengan berbagai hadiah mulai voucer belanja hingga telepon seluler. Data struk belanja itu dikumpulkan dan diolah untuk disajikan kembali kepada para pengguna untuk mendapatkan informasi harga terbaik.
Menurut Oka, aplikasi ini juga menggunakan teknologi human augmentation yang merupakan penggabungan dari kecerdasan buatan dengan interaksi manusia untuk membaca dan mengolah data harga produk dari setiap struk belanja yang diunggah pengguna.
Semakin banyak pengguna Shooper yang meng-upload struk belanja, semakin update dan akurat data yang akan ditampilkan. Aplikasi ini membuat pengguna lebih pintar dalam menganalisis promosi yang umumnya hanya memperlihatkan harga promo dari beberapa jenis produk.
Misalnya, sebuah toko swalayan mempromosikan minyak goreng lebih murah untuk menarik pelanggan, tetapi harga sabun cuci dan barang lainnya lebih mahal. Pada akhirnya, konsumen justru membayar lebih mahal hanya karena ingin menghemat satu jenis produk.
Sejak pertama kali diluncurkan pada 29 April 2020, Shooper telah memiliki lebih dari lima ribu pengguna dari berbagai wilayah Tanah Air. Saat ini, Shooper telah tersedia lebih dari 15 ribu informasi harga produk yang mencakup lebih dari tiga ribu supermarket,
minimarket, dan toko di seluruh Indonesia.
Salah satu pengguna Shooper, Sofrina Agustria, mengaku sangat terbantu dengan aplikasi ini. Ia dapat lebih menghemat pengeluaran belanja bulanannya.
"Saya biasa membeli barang promo yang diiklankan supermarket supaya bisa menghemat pengeluaran belanja. Namun, setelah menggunakan Shooper, saya baru menyadari bahwa total belanjaan saya selama ini malah menjadi lebih boros," terang Sofrina.
Pengguna lainnya, Putri, mengaku mendapatkan keuntungan dengan mengupload struk belanjanya. Menurut dia, prosesnya tidak sulit dan penggunaan aplikasinya pun cukup mudah. (Dro/S-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved