Headline
Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.
LION Air Group melaporkan adanya peningkatan permintaan layanan jasa penerbangan menggunakan maskapai tersebut, baik penumpang maupun barang.
Corporate Communications Strategic of Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro, tren operasional layanan penerbangan sejalan dengan permintaan perjalanan udara yang terus tumbuh dan diprediksi mendekati kembali normal.
“Tren penerbangan kami terus tumbuh dan diprediksi mendekati kondisi normal, yang diharapkan pada akhir tahun ini atau awal tahun depan bisa terwujud,” ujar Danang melalui keterangan resminya, kemarin.
Naiknya operasional penerbangan dari bulan ke bulan itu, sambungnya, tak lepas dari pergerakan ekonomi menuju arah yang lebih baik karena berbagai program dan inisiasi pemerintah.
Selain itu, juga didorong harga uji kesehatan yang semakin terjangkau, terutama metode uji kesehatan screening awal dan cepat (rapid test) covid-19, dan kemudahan akses mendapatkan uji kesehatan karena tersedia di banyak lokasi.
“Selain itu, persyaratan dokumen perjalanan udara bagi penumpang semakin mudah,” imbuh Danang.
Untuk melayani penerbangan itu, Lion Air Group menyiapkan semua armada, yang terdiri dari tipe Boeing 737-800NG, Boeing 737-900ER, Airbus 320-200CEO, Airbus 320-200NEO, Airbus 330-300CEO, Airbus 330-900NEO, ATR 72-500 dan ATR 72-600, yang dioperasikan menurut kebutuhan.
Pihaknya pun memastikan pelaksanaan penerbangan Lion Air Group tetap menjalankan protokol kesehatan, dengan harapan agar setiap operasional memenuhi unsur-unsur keselamatan, keamanan (safety first), dan dalam upaya tidak menyebabkan penyebaran covid-19.
Peningkatan operasional penerbangan itu juga membuat perusahaan mempekerjakan kembali 2.600 tenaga kontrak yang sebelumnya tidak diperpanjang masa kontrak kerja mereka.
Kolaborasi usaha
Di kesempatan terpisah, Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP Hipmi) Mardani H Maming mengusulkan organisasi itu membuat kolaborasi bisnis dengan Garuda Indonesia, sebagai upaya membantu industri penerbangan yang terancam bangkrut karena pandemi covid-19.
“Saya sudah menyampaikan apakah bisa pengurus Hipmi mendapatkan member untuk pembelian tiket pesawat Garuda Indonesia, misalnya mendapatkan harga khusus untuk anggota kami,” katanya dalam Webinar Fase Baru Industri Penerbangan: Strategi dan Peluang Usaha.
Sekretaris Jenderal BPP Hipmi Bagas Adhadirgha, yang juga founder dan CEO PT Asia Aero Technology, mengatakan bisnis penerbangan hampir mati selama tiga bulan terakhir dengan margin yang sangat tipis, yakni hanya 3%.
“Apabila tidak terjadi perputaran penerbangan, otomatis sektor-sektor penunjangnya seperti bandara atau bengkel pesawat juga tidak punya pekerjaan, sehingga mengakibatkan efek domino bagi seluruh sektor industri penerbangan,” ujarnya. (Ant/E-2)
Hal ini tentu mendapatkan sambutan baik dari Sri Sultan.
BANDARA I Gusti Ngurah Rai Bali mencatat lonjakan signifikan dalam pergerakan penumpang dan penerbangan selama bulan Juli 2025.
Dibandingkan penggabungan, pendekatan berbasis aliansi akan jauh lebih strategis. Ia mencontohkan model aliansi global seperti OneWorld, SkyTeam, dan Star Alliance.
Aliansi memungkinkan maskapai tetap mandiri namun bekerja sama dalam memperluas jaringan, efisiensi operasional, hingga program loyalitas.
Dalam 10 tahun terakhir, industri perjalanan berevolusi dengan sangat pesat.
Batik Air dan Citilink mendukung rencana tersebut serta akan menindaklanjuti pelaksanaan perpindahan penerbangan dari Bandara Halim Perdanakusma ke Bandara Soekarno-Hatta.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved