Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
PANDEMI covid-19 memang telah melumpuhkan banyak sektor, terutama ekonomi. Banyak perusahaan, terutama usaha kecil dan menengah yang harus gulung tikar akibat pandemi yang berkepanjangan.
Untuk itu Aice Group berusaha membantu usaha kecil, terutama warung-warung dengan meminjamkan freezer saat memasarkan produk mereka. Diungkapkan Brand Manager Aice Group, Bekasi, Sylvana Zhong, dengan meminjamkan freezer ke warung-warung, ada dua misi yang mereka sasar, pertama lebih memasarkan es krim dan kedua membantu warung-warung kecil itu bertahan di tengah himpitan supermarket dan toko swalayan.
Baca juga: Di Tengah Pandemi Covid-19, Ekspor Pertanian Terus Tumbuh Positif
"Sampai kini Aice meminjamkan freezer kepada sekitar 200 ribuan warung di seluruh Indonesia. Angka tersebut meningkat setelah Aice menjadi sponsor Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang. Kami memang menyasar warung sebagai pasar utama sebesar 80%, sisanya baru pasar modern. Karenanya, harga es kirimnya mulai dari Rp2.000 per stik. Kami dari awal ingin menyediakan es krim berkualitas bagi masyarakat dengan harga terjangkau," ujarnya.
"Masyarakat dulu menganggap es krim sebagai barang mewah karena harganya mahal. Padahal di luar negeri, es krim sudah menjadi konsumsi sehari-hari. Kebanyakan kita makan es krim hanya pada saat-saat istimewa, seperti perayaan ulang tahun atau anak memperoleh nilai bagus di sekolah," ujar Sylvana lagi.
Salah satu penyebab mahalnya harga es krim itu, lanjutnya, datang dari mesin freezer. Biasanya harga freezer per unit sekitar Rp5 juta-Rp7 juta. Karenanya, Aice melakukan terobosan dengan meminjami freezer. Dengan begitu, harga es krim lebih terjangkau dan dapat masuk ke warung di seluruh pelosok daerah.
Hingga kini produk Aice yang ditawarkan mencapai 20 unit. Yang terbaru yakni es krim rasa telor susu dan jeruk meluncur pada bulan lalu. Sylvana berencana akan meluncurkan satu produk baru lagi hingga akhir tahun ini.
Selain memenuhi pasar domestik, Aice juga mengekspor produknya ke Filipina dan Vietnam. Pihaknya tengah menjajaki Thailand dan Myanmar. Produksi tersebut didukung dua pabrik yang berdiri di Bekasi, Jawa Barat, dan Mojokerto, Jawa Timur. Nilai investasi keduanya sekitar Rp500 miliar. Perusahaan tengah membangun pabrik ketiga di Sei Mangkei, Sumatra Utara, yang diperkirakan selesai pada awal 2021 mendatang.
Head of Corporate HR PT Alpen Food Industry (produsen Aice), Antonius Hermawan, menambahkan sejak 2015 berdiri sampai sekarang mempekerjakan sekitar 4.000 orang. Pada saat menyambut new normal, pihaknya memberlakukan pemeriksaan suhu dan penyemprotan disinfektan ke setiap orang yang datang ke pabrik serta kendaraannya. "Kedatangan tamu juga dibatasi untuk yang berkepentingan dan dilakukan rapid test," ujar Antonius.
Pihaknya juga memperhatikan pekerja perempuan, seperti memberikan cuti haid dan yang tengah hamil. Contohnya, perusahaan melakukan sosialisasi ulang prosedur nonsif dan rotasi pekerja untuk memberikan jaminan keamanan bagi pekerja perempuan hamil.
Pada kesempatan yang sama, Manager Legal Alpen Food Industry, Simon Audry Halomoan Siagian, menyoroti tentang perselisihan hubungan industrial yang tengah terjadi pada perusahaan. Ia mengakui pihaknya melakukan mediasi dengan satu dari tiga serikat pekerja yang ada. Hal tersebut sebatas terkait kenaikan gaji dan PHK. Akan tetapi, ia memastikan pihaknya siap berunding kepada pekerja untuk menghasilkan putusan yang terbaik. (Ant/A-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved