Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Perkiraan Neraca Beras masih Surplus hingga Desember

Mir/Ant/E-2
10/6/2020 05:35
Perkiraan Neraca Beras masih Surplus hingga Desember
Pemerintah memperkirakan neraca beras hingga Desember 2020 masih surplus.(MI/FRANSISCO CAROLIO HUTAMA GANI)

MENTERI Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo memperkirakan neraca beras hingga Desember 2020 masih surplus, dengan stok tersisa mencapai 6,1 juta ton sehingga bisa memenuhi kebutuhan pangan sampai 2021 mendatang.

Dalam perhitungannya, luas tanam musim pertama pada Oktober 2019-Maret 2020 mencapai 6,7 juta hektare sehingga terdapat produksi beras mencapai 16,65 juta ton. Sementara itu, stok beras hingga akhir Juni diproyeksikan mencapai 7,49 juta ton.

“Kita masih punya stok dari sebelumnya hampir 5 juta ton sehingga saat ini masih tersisa 7,49 juta ton. Stok ini akan ter-carry over pada Desember 2020,” kata Syahrul dalam webinar bertajuk Strategi Ketahanan Pangan di Era New Normal Pandemi Covid-19, kemarin.

Syahrul menjelaskan bahwa pada musim tanam kedua, Kementan menargetkan luas tanam mencapai 5,6 juta hektare dengan produksi diperkirakan minimal 12,5 juta ton setara beras.

Untuk mengantisipasi ke­keringan, Mentan menegaskan pihaknya mengambil langkah percepatan tanam dengan mendorong para petani untuk memanfaatkan curah hujan yang masih tersisa pada Juni ini.

Sejumlah daerah yang menjadi andalan produksi padi pada musim tanam kedua ini ialah Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Sumatra Selatan, Lampung, Kalimantan Selatan, dan Sumatra Utara.

Dengan stok akhir Juni mencapai 7,49 juta ton dan perkiraan produksi pada musim tanam kedua mencapai 12,5 juta ton, Kementan memproyeksikan stok akhir beras pada Desember mencapai 6,1 juta ton.

Di diskusi berbeda, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Suharso Monoarfa menuturkan Indonesia memiliki tingkat musim panen tertinggi pada Maret, April, hingga Agustus. Sementara itu, terendah terjadi pada November, Desember, Januari, dan Februari.

Karena itu, guna meningkatkan ketahanan pangan, strategi yang dapat dilakukan ialah dengan membuat November, Desember, Januari, dan Februari turut menjadi masa musim panen yang tinggi. (Mir/Ant/E-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik