Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
MASKAPAI Garuda Indonesia mempertimbangkan opsi menaikkan tarif tiket pesawat jika tahapan tatanan kenormalan baru (new normal) berlangsung cukup lama.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dalam konferensi pers virtual, kemarin, mengatakan dalam tatanan baru itu disyaratkan protokol kesehatan yang harus dijalankan, yang salah satunya ialah menjaga jarak antarpenumpang (physical distancing).
Alhasil, Garuda harus mengosongkan kursi tengah yang akibatnya keterisian penumpang maksimal hanya 50%. "Kita sepakat dengan distancing, kursi tengah akan kita kosongkan. Masalahnya, dengan itu berlangsung apalagi waktunya lama, ada implikasi finansial. Mungkin kita naikkan harga, tentu yang penumpang bisa," ujarnya.
Ketentuan jaga jarak antar penumpang itu membuat pendapatan Garuda melorot drastis. Saat ini saja, pendapatan maskapai pelat merah itu an jlok hingga 90% karena 70 pesawat tidak beroperasi atau dikandangkan selama pandemi covid-19.
Kondisi tersebut diperparah dengan masih berlakunya peng hentian sementara penerbangan dari dan ke Tiongkok, umrah, serta pembatalan kegiatan haji pada tahun ini. Perihal rencana penggunaan dana talangan Rp8,5 triliun yang akan didapat Garuda Indonesia dari pemerintah, Irfan mengatakan dana itu akan digunakan sebagai modal kerja dalam mengantisipasi krisis.
"Yang sudah disepakati tapi belum ditandatangani, itu ada lah untuk modal kerja," kata dia. Selain sebagai modal kerja, sambungnya, dana talangan itu juga akan digunakan untuk rencana efi siensi. Dengan dana talangan tersebut, ia berharap dapat kembali memperlancar arus kas yang sejak pandemi ini terhambat.
"Kami semua sepakat bahwa kalau pandemi ini lewat, dana ini turun, teman-teman di Kemenkeu dan Kementerian BUMN, Garuda bisa jauh lebih kompetitif, punya cost structure (struktur biaya) yang lebih sehat, dan punya manajemen yang lebih commited. Sudah sepakat, tapi di urusan ini mesti tanda tangan," kata Irfan.
Untuk itu, ia mendorong agar dana talangan tersebut cepat dicairkan dan tidak melalui instrumen yang berbelit karena kondisi perseroan yang mesti segera diselamatkan. Selain Garuda Indonesia, BUMN yang mendapatkan da na talangan ialah PT Kereta Api Indonesia (KAI) sebesar Rp3,5 triliun, yang juga akan di salurkan untuk modal kerja serta menambah arus kas yang defi sit. (Wan/Ant/E-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved