Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Indonesia Akan Hadapi Kekeringan Setelah Pandemi Korona

M. Iqbal Al Machmudi
14/5/2020 14:30
Indonesia Akan Hadapi Kekeringan Setelah Pandemi Korona
Kekeringan(Ilustrasi)

INDONESIA diprediksi akan menghadapi kekeringan sekitar Juni-Agustus setelah terjadinya wabah virus korona.

Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (Kementan), Agung Hendriardi, mengatakan kekeringan menjadi salah satu masalah yang akan dihadapi.

Masalah yang dihadapi yakni produksi pangan di tengah wabah untuk memenuhi pangan 269 juta masyarakat, kedua distribusi pangan antar provinsi dan pulau.

"Masalah selanjutnya dari segi konsumsi selama wabah tentu kebutuhan masyarakat berubah lebih menjaga kualitas pangan karena semua orang was-was dan ingin pangan yang baik agar kesehatan fit," kata Agung dalam seminar secara daring tentang 'Ketahanan Pangan Selama Dan Pasca Covid-19,' Kamis (14/5).

Selanjutnya, harga pangan yang tak berpola dan puncaknya pada kekeringan yang terjadi Juni-Agustus.

Baca juga :Petani Humbang Tidak Jual Padi keluar Daerah

"Antisipasi yang dilakukan hingga-pasca wabah, kita menjamin ketersediaan pangan nasional ketersediaan kita memang cukup namun seperti bawang putih, gula, daging kita impor tetapi masih mencukupi," ujar Agung.

Pemerintah juga melakukan upaya mempercepat realisasi impor bawang putih sebanyak 224.099 ton dari RIPH yang telah diterbitkan, serta daging sapi/kerbau pada April-Juni sebesar 85.474 ton.

Kedua komoditi tersebut dilakukan impor karena stok pada akhir Maret 2020 pada bawang putih hanya 4.837 ton sementara daging sapi/kerbau hanya 140,281 ton.

Selain itu percepatan penyaluran sarana produksi dan ekstensifikasi lahan rawa juga dilakukan untuk melakukan percepatan tanam.

"Untuk distribusi, meski ada beberapa daerah yang defisit ada juga yang surplus ini wajar tidak ada negara yang daerahnya surplus semua atau sebaliknya. Tapi kita harus menjamin daerah yang surplus mendistribusikan komoditinya ke daerah yang mengalami defisit," pungkasnya. (OL-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Baharman
Berita Lainnya