Jumlah Penduduk Usia Produktif Indonesia Jadi Daya Tarik

Achmad Maulana
04/3/2020 21:45
Jumlah Penduduk Usia Produktif Indonesia Jadi Daya Tarik
PT AIA Financial (AIA). Mereka meluncurkan produk asuransi terbarunya.(Istimewa)

SEJATINYA Indonesia beruntung punya jumlah penduduk yang besar. Sebab, sebagian besar penduduk itu masuk dalam kelompok usia produktif.

Peluang itulah yang coba dimanfaatkan PT AIA Financial (AIA). Mereka meluncurkan produk asuransi terbarunya yakni AIA Protection Income Plan (AIA Income Pro) untuk menjaring kelompok usia produktif tersebut.

Baca juga: Manula Produktif dan Bonus Demografi Kedua

Sainthan Satyamoorthy, Presiden Direktur AIA, mengatakan kebutuhan proteksi dan perencanaan keuangan di Indonesia terus tumbuh seiring dengan pertumbuhan kelas menengah. Ia percaya Indonesia akan mendapat bonus demografi lantaran jumlah penduduk usia produktif akan mencapai lebih dari 60% pada 2030 dan mendominasi angkatan kerja nasional.

"Program ini hadir sebagai solusi untuk membantu kalangan usia produktif menyiapkan proteksi serta perencanaan keuangan demi mewujudkan aspirasi keuangan,” paparnya di Jakarta, Rabu (4/3).

Berdasarkan survei penduduk antarsensus (Supas) 2015, jumlah penduduk Indonesia pada 2019 berjumlah 266,91 juta jiwa dengan komposisi penduduk kelompok umur 15-64 tahun (usia produktif) adalah yang terbesar yakni sebanyak 183,36 juta jiwa atau sebesar 68,7%.

Penduduk dengan kelompok umur 0-14 tahun mencapai 66,17 juta jiwa atau sekitar 24,8% dari total populasi dan kelompok umur lebih dari 65 tahun (usia sudah tidak produktif) berjumlah 17,37 juta jiwa atau sebesar 6,51% dari total populasi. Indonesia, menurut Satyamoorthy sedang menikmati masa-masa bonus demografi karena jumlah penduduk usia produktif lebih banyak dari usia tidak produktif.

Namun, jika merujuk pada hasil survei yang dilakukan IDN Research Institute yang bekerja sama dengan Alvara Research Center pada 2019 menunjukkan hanya 10,7% dari pendapatan di usia produktif tersebut yang ditabung. Adapun sebanyak 51,1% pendapatan habis untuk kebutuhan bulanan.

"Sayangnya, mereka cenderung lebih boros, sulit menabung dan tidak terlalu mempedulikan kebutuhan keuangan jangka panjang. Akibatnya, mereka dihadapkan dengan risiko finansial yang lebih besar di masa mendatang akibat dari pengelolaan keuangan yang kurang sehat," kata Satyamoorthy.

Senada, Ang Tiam Kit, Direktur Keagenan AIA, menjelaskan bahwa program mereka didesain dengan fleksibilitas.

"Fitur produk ini sebagai solusi bagi nasabah yang ingin mengelola keuangan untuk memenuhi kebutuhan hingga jangka panjang seperti persiapan dana pensiun termasuk kebutuhan jangka menengah seperti dana pendidikan, perjalanan wisata atau ibadah dengan mengoptimalkan kemampuan finansial selama berada di masa produktif,” cetus Ang Tiam Kit.
 
Menurut dia, sangat penting  merencanakan keuangan sejak dini. Ia percaya produk mereka dapat memberikan manfaat proteksi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia baik itu kebutuhan jangka menengah ataupun jangka panjang. (Ant/A-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Maulana
Berita Lainnya