Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

PLN dan Pupuk Indonesia Pembeli Gas Blok Masela

Faustinus Nua
21/2/2020 00:45
PLN dan Pupuk Indonesia Pembeli Gas  Blok Masela
Blok Masela(youtube)

PEMBANGUNAN Proyek LNG  Abadi  Blok Masela yang dikelola perusahaan migas asal Jepang, Inpex Masela makin mendapat kepastian dengan ditandatanganinya Nota Kesepahaman (MoU) pembelian gas bumi dan LNG antara PLN dan Pupuk Indonesia dengan Inpex Masela.

Penandatangan  dilakukan oleh Direktur Utama PLN  Zulkifli Zaini, Dirut Pupuk Indonesia Aas Asikin Idat dan Presiden Direktur Inpes Masela  Kenji Kawano disaksikan oleh Menteri ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral)  Arifin Tasrif dan Kepala SKK Migas Dwi Sutjipto di Jakarta, Rabu (19/2).

Menteri ESDM Arifin mengungkapkan  pemerintah mendukung MoU tersebut lantaran  hal itu akan memberi kepastian kepada KKKS dalam mengelola Blok Masela yang pembangunannya  dimulai 2022.
Di samping itu juga sejalan dengan kebijakan konversi bahan bakar pembangkit listrik dari BBM ke gas.

“Saat ini Pemerintah sedang melakukan konversi bahan bakar pembangkit dari BBM ke gas. Oleh karena itu, saya sangat mendukung MoU untuk rencana penyaluran gas dari lapangan Abadi ke PLN dan penyaluran gas ke industri pupuk dalam negeri,” tuturnya.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan MoU dengan calon pembeli gas LNG juga merupakan satu tahap pencapaian dari pengembangan proyek Abadi Masela.

Hal ini menunjukkan komitmen Pemerintah dan industri hulu migas dalam memenuhi permintaan gas dari dalam negeri.

“Penyerapan gas oleh Pupuk Indonesia dan PLN menunjukkan komitmen Pemerintah dan industri hulu migas untuk memprioritaskan permintaan gas dari dalam negeri sebagai upaya bersama untuk meningkatkan daya saing industri nasional untuk membangun perekonomian Indonesia yang berkelanjutan,” tandasnya.


Penurunan BPP

Dirut PLN Zulkifli Zaini mengungkapkan salah satu fokus PLN ke depan saat ini adalah menurukan  Biaya Pokok Penyediaan(BPP). Sebagaimana diketahui biaya yang mempengaruhi BPP  tertinggi adalah biaya bahan bakar.

Harga gas (LNG) yang lebih murah dibandingkan BBM memungkinkan PLN untuk meningkatkan efisiensi pada penyediaan bahan bakar dengan mengkonversi energi yang mahal (BBM) ke energi yang lebih murah, khususnya dalam kerjasama ini adalah konversi BBM menjadi Gas .

Jadi, dalam kerja sama ini pada intinya, PLN secara umum berminat untuk menyerap gas  dari Masela, sesuai dengan kebutuhan sistem kelistrikan PLN.  Perkiraan indikatif volume yg akan diserap oleh PLN sebesar 2-3 MTPA untuk kebutuhan pembangkit PLN yang tersebar  di banyak tempat.

Menteri Arifin mengatakan harga jual yang dibebankan kepada PLN dan Pupuk Indonesia akan mengacu pada harga acuan yang ditetapkan pemerintah bagi industri yakni US$6 per MMBTU.
“Harapan kit tentu bisa lebih murah sesuai dengan perkembangan pasar,” kata Arifin. (E-1)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya