Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Inflasi Terkendali Meski Ada Virus Korona

Lilik Darmawan
07/2/2020 00:45
Inflasi Terkendali Meski Ada Virus Korona
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Erwin Rijanto(ANTARA)

MESKI saat ini kasus virus korona berimbas pada perdagangan dengan Tiongkok, Bank Indonesia (BI) yakin inflasi tetap terkendali.

“Kalau untuk inflasi, kita yakin masih terkontrol, masih bisa kita atasi. Karena produk-produk Tiongkok yang masuk lebih banyak barang-barang elektronika yang murah,” ungkap Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Erwin Rijanto saat kunjungan kerja di Banyumas, Jawa Tengah (Jateng), kemarin.

Ia memaparkan, Indonesia termasuk negara yang tidak terlalu tergantung pada Tiongkok. “Indonesia beruntung juga karena tidak terlalu ketergantungan dengan Tiongkok. Berbeda dengan Thailand yang hubungannya erat sekali. Kalau kita, relatif sangat kecil kok, dan momen ini justru bisa kita gunakan untuk lebih efisien dan lebih produktif,” ujarnya.

Di kesempatan berbeda, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto mengatakan virus Novel Corona (2019-nCov) yang tengah mewabah di Tiongkok itu juga tidak berdampak secara langsung pada perekonomian Indonesia.

“Kerja sama perekonomian tetap berlanjut hingga saat ini. Perdagangan kita lanjut, jadi tidak ada larangan dari segi perdagangan,” kata Airlangga usai menemui Wakil Presiden Ma’ruf Amin di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, kemarin.

Namun demikian, sambungnya, dampak tak langsung tetap akan dirasakan Indonesia mengingat Indonesia masih mengimpor bahan baku obat dan formulasinya dari ‘Negeri Tirai Bambu’ tersebut. Hal itu tentu berimbas pada sektor industri farmasi.

“Tiongkok sendiri, produksinya sudah mereka turunkan, bahkan libur massal diperpanjang sampai pertengahan Februari ini,” ujarnya.

Pemerintah, imbuhnya, akan terus memonitor dan mengevaluasi dampak dari wabah virus korona terhadap perekonomian Indonesia selama dua minggu ke depan.

Sebelumnya, Airlangga memproyeksikan wabah virus korona akan menekan perekonomian Indonesia sekitar 0,1% hingga 0,29%. Sementara Tiongkok diprediksi secara konsensus ekonomi akan turun 1%-2%.

“Kita berharap bahwa ini recovery-nya lebih cepat daripada kasus SARS yang lalu,” tuturnya.


Tekan properti

Dampak di sektor properti, Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Real Estate Indonesia (REI) Amran Nukman khawatir wabah virus korona akan memengaruhi sektor tersebut.

“Kalau kita bicara wabah korona, itu menghentikan seketika banyak aktivitas ekonomi,” ujar Amran. Ia mengatakan, kalau melihatnya dari sisi investasi, setelah pemerintah Tiongkok membatasi warganya untuk bepergian, sejumlah rencana perjanjian kerja sama sektor properti akan terhambat karena pertemuan yang tertunda. Padahal sejumlah perusahaan properti asal Tiongkok telah dijadwalkan bertemu dengan investor dari Indonesia dalam waktu dekat.

“Untuk dana mungkin bisa ditransfer. Tapi secara aktivitas, sekarang terhenti dulu,” kata Amran. Ia juga menambahkan, dari sisi barang yang harusnya diekspor ke Tiongkok maupun diimpor dari sana juga akan terhambat. Misalkan developer yang sedang bangun gedung-gedung tinggi tapi liftnya diimpor dari Tiongkok, mau tidak mau dihentikan dulu pengirimannya. (Ind/Ant/E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya