Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Indonesia Bidik Pasar Eropa Timur

Andhika Prasetyo
19/9/2019 06:40
Indonesia Bidik Pasar Eropa Timur
Ketua Komite Tetap Eropa Kadin Indonesia Tony Wenas dan Presiden BCCI Tsvetan Simeonov menandatangani nota kesepahaman(Dok Kadin)

KAMAR Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menandatangani nota kesepahaman dengan Bulgarian Chamber of Commerce and Industry (BCCI) atau Kadin Bulgaria untuk mendongkrak kinerja perdagangan di masa mendatang.

Nota kesepahaman tersebut ditandatangani Ketua Komite Tetap Eropa Kadin Indonesia Tony Wenas dan Presiden BCCI Tsvetan Simeonov dan disaksikan langsung Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menteri Ekonomi Bulgaria Emil Karanikolov.

"Indonesia membutuhkan pasar baru. Eropa Timur ialah salah satu kawasan yang sangat menjanjikan. Bulgaria sebagai satu negara di kawasan ini merupakan negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang stabil. Biaya-biaya di Bulgaria juga tidak semahal di negara Eropa lainnya," kata Tony Wenas kepada wartawan Metro TV Edi Ginting di sela-sela Business Forum di Sofia, Bulgaria, Selasa (17/9)

Dengan menembus pasar Bulgaria, Indonesia berharap akan semakin mudah untuk masuk ke negara lain di kawasan Eropa Timur dan Tengah.

Bahkan, Bulgaria dapat menjadi pintu masuk untuk pasar Uni Eropa karena negara ini juga tergabung dalam Uni Eropa.

Bulgaria juga merupakan salah satu negara di kawasan itu yang memiliki pelabuhan sehingga pengiriman barang pun menjadi lebih mudah.

Ketua Komite Bilateral Kadin untuk Negara-Negara Eropa Timur Alexander Yahya Datuk mengungkapkan kerja sama dengan Bulgaria ialah peluang yang sangat menjanjikan. Selama ini, Indonesia lebih fokus menggandeng negara-negara Eropa Barat.

"Padahal negara seperti Bulgaria juga memiliki potensi yang sama besarnya untuk digarap sebagai pasar ekspor," ujar Alexander.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, pada 2018 total perdagangan kedua negara mencapai US$497 juta dengan komposisi ekspor sebesar US$438 juta dan impor US$68 juta.

Artinya, Indonesia menikmati surplus sebesar US$370 juta. Angka perdagangan 2018 juga tumbuh sangat signifikan jik adibandingkan dengan capaian di 2017 yang kala itu hanya US$115 juta.

Pasar Tiongkok

Indonesia juga terus mencari celah dari perang dagang antara Tiongkok dan Amerika Serikat.

Salah satu yang akan dilakukan pemerintah ialah dengan menggenjot ekspor ke Tiongkok.

"Tentunya dari berbagai pertemuan tingkat leaders dan dari menteri, dari pihak Tiongkok ada keterbukaan untuk kita masuk ke pasar mereka, dan kita mungkin bisa memanfaatkan itu," kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan Dody Edward.

Ia menyatakan Indonesia akan meningkatkan ekspor ke pasar Tiongkok dari sejumlah sektor, seperti makanan, minuman, sarang burung walet, dan kopi.

"Kebetulan kami akan berangkat ke Nanming, Tiongkok. Kita akan mempromosikan produk ekspor kita juga di sana. Salah satu yang kita dorong ekspor tropical fruit," ucapnya.

Selain itu, Dody menyatakan Indonesia akan ikut serta dalam pameran ekspor-impor di Tiongkok yang akan diadakan pada November mendatang.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Sawit Dono Boestami menyatakan pihaknya menargetkan untuk meningkatkan ekspor produk kelapa sawit di Tiongkok. (Ata/E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya