Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
WAKIL Presiden Jusuf Kalla mengharapkan untuk kebijakan pasokan energi listrik di Jabodetabek tidak hanya mengandalkan satu jalur pasokan listrik.
PLN menurut Jusuf Kalla harus membuat sistem jaring pengaman dengan berbagai skenario agar peristiwa pemadaman listrik massal tidak terulang.
"Jawa Barat termasuk DKI Jakarta (dan sekitarnya) sistem energinya harus bertingkat. Pengamanannya dengan cadagannya lebih tinggi," tutur Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Selasa (6/8).
Jusuf Kalla menyebutkan salah satu yang sebetulnya dapat dilakukan adalah dengan adanya Sumatera-Jawa Grid (Jalur transmisi Sumatera -Jawa) yang tersambung melalui kabel bawah laut.
Dengan begitu, menurut Jusuf Kalla, jika memang ada permasalahan pasokan listrik dari Jawa Timur, PLN dapat mendapatkan pasokan listrik dari Sumatera sebagai sistem cadangan.
Baca juga : Cerita JK saat Lampu Padam: Saya Cari Menteri Saja Nggak Bisa
Proyek tersebut sebetulnya sudah masuk kepada perencanaan pemrintah dan PLN, akan tetapi belakangan kemudian dihentikan oleh PLN.
"Intinya adalah bagaimana menambah pengaman atau cadangan listrik di sekitar DKI, Jabar dan keseluruhan. Program kabel bawah laut dan sumatera itu harus segara direalisir karena itu sudah ada dananya, cuma dibatalkan aja," tutur Jusuf Kalla.
Jusuf Kalla mengungkapkan, salah satu alasan PLN menghentikan dan tidak melanjutkan pembangunan Sumatera-Jawa Grid karena Jawa dianggap kebutuhan listriknya cukup. Padahal menurut Jusuf Kalla kebutuhan akan listrik tidak pernah cukup.
Wapres menilai infrastruktur listrik merupakan infrastruktur yang tidak pernah selesai, sebab kebutuhan akan listrik selalu bertambah.
Setidaknya setiap tahunnya harus ada penambahan 6 ribu MW secara konsisten karena setiap pertumbuhan ekonomi membutuhkan pemakaian listrik dua kali lipat.
Sebelumnya wilayah Jakarta dan sebagian Banten, Jawa Barat, serta Jawa Tengah, pada Minggu (4/8) mengalami pemadaman listrk. Bahkan beberapa wilayah masih padam hingga Senin (5/8) pagi.
Baca juga : Polri Turun ke Lapangan Investigasi Pemadaman Listrik
PLN menjelaskan listrik mati karena ada gangguan pada sisi transmisi Ungaran dan Pemalang 500 kV. Hal ini mengakibatkan transfer energi dari timur ke barat mengalami kegagalan.
Akibatnya, seluruh pembangkit di sisi tengah dan barat Jawa mengalami gangguan (trip). Aliran listrik kemudian padam di wilayah Jabodetabek, sebagian Jawa Barat dan Jawa Tengah. Listrik padam di wilayah Jabodetabek sendiri terjadi mulai pukul 11.48 WIB.
Selain itu, pemadaman listrik di wilayah lainnya termasuk Jawa Barat disebabkan karena gangguan transmisi Sutet 500 kV.
Area yang terdampak listrik padam ini antara lain Bandung, Bekasi, Cianjur, Cimahi, Cirebon, Garut, Karawang, Purwakarta, Majalaya, Sumedang, Tasikmalaya, Depok, Gunung Putri, Sukabumi, dan Bogor. (OL-7)
Kejadian pemadaman listrik itu bertepatan dengan Penampahan Hari Raya Kuningan, ketika umat Hindu di Bali harus menyelesaikan perlengkapan persembahyangan di keesokan harinya.
GUBERNUR Bali, Wayan Koster, menyampaikan perkembangan terbaru terkait upaya normalisasi kelistrikan di Pulau Dewata pascagangguan lmyang terjadi pada Jumat (2/5) sore.
Dari beberapa laporan, mati listrik terjadi merata di seluruh wilayah Bali dengan waktu padam yang berbeda.
Syaugi menjelaskan keterlambatan penerbangan disebabkan oleh proses transisi dari sumber listrik PLN ke genset.
LISTRIK di Bali padam serentak pada Jumat (2/5) mulai pukul 16.00 Wita hingga batas waktu yang belum diketahui.
KEMENTERIAN Dalam Negeri Spanyol mengumumkan keadaan darurat setelah pemadaman listrik secara nasional. Hampir 60 persen dari kapasitas listrik Spanyol telah dipulihkan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved