Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
HARI ini emiten fintech PT Hansel Davies Indonesia akan melantai di Bursa Efek Indonesia.
Dengan kode perdagangan HDIT,emiten bisnis fintech pertama yang melantai di Bursa itu akan mencatatkan saham sebanyak 381.700.000 lembar saham dengan harga Rp525 per lembar.
Total penawaran yang masuk mencapai 528.174.00 dengan terjadi oversubscribed 39.5 kali saat dilakukan pooling. Perseroan mendapatkan dana senilai Rp 200.114.250.000.
Berdasarkan Surat Persetujuan Pencatatan Efek oleh Bursa Efek Indonesia, kode saham “HDIT” terdaftar pada “Papan Utama”.
Dalam aksi korporasi tersebut, Perseroan menunjuk PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek.
Baca juga : IPO, Envy Siap Kembangkan Pasar TI di Indonesia
Direktur Utama HDI Hendra David menjelaskan, seluruh dana hasil dari Penawaran Umum Perdana Saham ini setelah dikurangi seluruh biaya-biaya emisi saham akan dialokasikan sekitar 65% untuk peningkatan modal kerja davestpay untuk akuisisi marchant berupa UMKM (warung) dan Individu, pembelian persediaan barang dagang, uang muka persedian barang dagang dan pembiayaan piutang usaha kepada pelanggan.
"Sekitar 10% akan digunakan untuk meningkatkan teknologi komunikasi informasi, serta pengembangan SDM Perusahaan, sedangkan sekitar 25% sisanya akan digunakan untuk pembelian bangunan untuk operasional perusahaan," katanya dalam keterangan tertulis.
Hendra David mengatakan, di usianya yang ke 6 tahun Perseroan telah memiliki 4 Anak perusahaan yang bergerak di bidang Fintech. Diantaranya adalah PT Biropay Indoteknologi Global (BIG), PT Emposh Sinergi Asia (ESA), PT Motransfer Otoritas Internasional (MOI) dan PT Doeku Peduli Indonesia (DPI) yang produk-produknya terintegrasi untuk memberikan pelayanan yang komprehensif bagi kebutuhan finansial Pelanggan. (RO/OL-7)
Investasi ini bertujuan untuk mendukung pasar yang kuat di Indonesia dan menjadi dasar penting bagi pertumbuhan jangka panjang bisnis kemasan terpadu dari SCGP.
Rapat menyetujui payout ratio sebesar 81,78% ini dengan rincian 60% atau sebesar Rp11,20 triliun merupakan dividen tunai dan 21,78% atau Rp4,06 triliun merupakan dividen spesial.
PT Bali Bintang Sejahtera Tbk, perusahaan yang memiliki dan mengelola klub sepakbola profesional Liga 1 Indonesia Bali United, kini mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia.
Lalu, akan diputuskan mengenai status Liga 1 dan kejelasan subsidi klub. Kelima, akan dibahas soal pengunduran diri salah satu komisaris.
Di Wall Street, harga saham MU turun 6% setelah pada Senin (19/4) naik 7% pascapengumuman pembentikan Liga Super Eropa.
Pengusaha asal Inggris itu disebut tertarik membeli MU. Menyusul laporan Bloomberg terkait keluarga Glazer yang berencana menjual saham minoritas di MU.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved