Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
MENTERI Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menegaskan tidak akan ada kenaikan tarif listrik hingga akhir 2019. Penegasan itu tetap istiqomah dengan kebijakan pemerintahan Joko Widodo yang disampaikan pada awal 2017.
Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi menuturkan, pada saat itu, pertimbangannya adalah untuk meringankan beban rakyat yang daya belinya sedang rendah dan menjaga inflasi tetap pada kisaran 3% per tahun.
Namun, kebijakan untuk tidak menaikkan tarif listrik hingga akhir 2019 menyebabkan harga pokok penyediaan (HPP) listrik lebih tinggi dari pada tarif listrik ditetapkan pada 2017-2019.
"Konsekuensinya, pemerintah harus mengalokasikan sejumlah dana untuk kompensasi sebesar Rp7,45 triliun dan subsidi sebesar Rp15,72 triliun, yang dibebankan pada APBN tahun berjalan," kata Fahmy dalam pernyataan resmi, Senin (8/7).
Untuk mengurangi beban APBN periode 2020, rencananya, pemerintah akan menyesuaikan tarif listrik melalui penerapan automatic adjustment bagi 12 golongan pelanggan listrik.
Automatic adjustment adalah mekanisme penyesuaian tarif listrik secara otomatis yang digunakan PLN dalam menetapkan penaikan atau penurunan tarif listrik.
Baca juga: Penyesuaian Tarif Listrik bisa Kurangi Beban Keuangan Negara
Dasar yang digunakan adalah varibel penentu HPP yakni Indonesian Crude Price (ICP), inflasi, dan kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), serta harga energi primer.
Penyesuaian tarif listrik otomatis berdasarkan variabel penentu tersebut bisa menyebabkan tarif listrik naik, tetapi bisa pula tarif listrik turun dibanding tarif listrik sebelumnya, tergantung dari besaran variabel penentu tersebut.
"Kalau mencermati HPP listrik pada saat ini tampaknya besaran semua variabel penentu itu akan menurunkan besaran HPP listrik," ungkapnya.
Fahmy menjelaskan, kurs tengah rupiah terhadap dolar (AS) selama Juli 2019 cenderung menguat mencapai rata-rata Rp14.148 per satu dolar AS, lebih kuat ketimbang asumsi APBN 2019 RKAP PLN yang ditetapkan sebesar Rp15.000 per satu dolar AS.
Selain itu, ICP juga cenderung turun pada kisaran US$61 per barel, lebih rendah dibandingkan dengan harga asumsi ICP di APBN yang ditetapkan sebesar US$70 per barel.
Sedangkan Inflasi Juli diprediksikan juga rendah yakni hanya 0,12% per bulan, atau sekitar 3,12% year on year (YoY) sepanjang 2019.
"Selain ketiga indikator itu, biaya energi primer yang menentukan HPP listrik cenderung tetap, bahkan beberapa beberapa harga energi primer mengalami penurunan," ujarnya.
Berdasarkan keputusan Menteri (Kepmen) ESDM Nomor 1395K/30/MEM/2018 yang menetapkan Domestic Market Obligation (DMO) harga Batubara yang dijual kepada PLN ditetapkan sebesar US$70 per ton, yang diberlakukan per 12 Maret 2018 hingga sekarang.
Fahmy menilai, dengan DMO harga Batubara tersebut, beban HPP listrik memang dapat diturunkan.
Harga gas yang merupakan energi primer lainnya, ditetapkan 8% dari di mulut sumur gas atau maksimum 14,5% di plant gate pembangkit listrik, sehingga harganya lebih rendah.
Efisiensi yang dilakukan PLN, seperti susut jaringan dan operasional keuangan, juga telah menurunkan HPP listrik selama 2019.
"Berdasarkan kecenderungan penurunan ICP, penguatan kurs rupiah terhadap dollar AS, stabilitas inflasi, penurunan harga energi primer utamanya harga batu bara dan gas, dan efisiensi yang dilakukan PLN selama ini, maka HPP listrik mestinya mengalami penurunan yang signifikan," ujarnya.
Fahmy berpendapat, dengan penurunan HPP listrik tersebut, penetapan tarif dengan menggunakan automatic adjustment mestinya akan menurunkan tarif listrik pada 2020.
Turunnya tarif listrik pada 2020 akan memberikan berbagai benefit bagi konsumen dan perekonomian Indonesia.
"Beban pengeluaran konsumen akan menurun, sehingga bisa menaikkan daya beli masyarakat, yang berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Penurunan tarif listrik akan semakin menurunkan tingkat inflasi, sehingga dapat menurunkan harga-harga kebutuhan pokok," tuturnya.
Di samping itu, menurut dia, bagi konsumen industri penurunan tarif listrik akan menurunkan harga pokok penjualan produk dan jasa, sehingga dapat meningkatkan daya saing produk dan jasa di pasar dalam negeri, maupun pasar ekspor.
Penurunan tarif yang didasarkan atas penurunan HPP listrik tidak akan merugikan bagi PLN, bahkan PLN masih akan memperoleh margin dari penjualan setrum yang tarif listrik ditetapkan di atas hpp listrik.
"Dengan adanya berbagai benefit itu dan PLN masih memperoleh margin, maka tarif listrik harus diturunkan pada awal 2020 mendatang," tandasnya. (OL-2)
Keberhasilan PLN dalam menjaga aspek finansial secara berkelanjutan di tengah berbagai tantangan adalah dampak dari integritas dalam perusahaan.
PT PLN (Persero) mencetak sejarah baru dengan masuk ke daftar Fortune Global 500 tahun 2025, menempati peringkat ke-469 dunia.
Pelaksanaannya memang lebih cepat, karena kebetulan akan ada pelaksanaan festival Wolobobo.
Salah satu penerima manfaat, Agus, warga Bima, mengungkapkan kegembiraannya setelah rumahnya teraliri listrik,
Penghargaan ini diberikan karena program PLN Peduli 'Desa Berdaya' ini telah memberi dampak positif bagi masyarakat dan menjadi wujud komitmen dalam berkelanjutan program.
tarif tenaga listrik PT PLN (Persero) Triwulan III atau periode Juli-September Tahun 2025 untuk 13 golongan pelanggan nonsubsidi tidak mengalami kenaikan atau tetap
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved