Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Penurunan Harga Tiket Molor

Andhika Prasetyo
05/7/2019 09:10
Penurunan Harga Tiket Molor
Sekretaris Kemenko bidang Perekonomian Susiwijono.(ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

PEMBAHASAN pemotongan harga tiket pesawat untuk kategori maskapai berbiaya rendah (low cost carrier/LCC) tidak kunjung usai. Senin (1/7), pemerintah berjanji akan mengumumkan tarif tiket khusus dengan potongan 50% pada Kamis (4/7).

Belakangan Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono mengungkapkan kemungkinan besar pengumuman akan kembali ditunda hingga Senin (8/7).

"Pembahasan teknis sudah dilakukan pada rapat teknis, Selasa (2/7) dan Rabu (3/7) dengan melibatkan semua pihak terkait, yakni Garuda, Lion, Airasia, AP I, AP II, Pertamina, dan Airnav, bersama Kementerian Perhubungan dan Kementerian BUMN, tetapi masih belum selesai. Ada beberapa hitungan teknis yang perlu dibahas lagi," ujar Susiwijono melalui keterangan resmi, Kamis (4/7).

Rapat teknis pun dijadwalkan masih akan dilanjutkan dan diteruskan dengan rapat koordinasi (rakor) Kamis (4/7).

Namun, karena Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pada kesempatan yang sama tengah mendampingi Presiden Joko Widodo menghadiri acara di Manado, Sulawesi Utara, rakor pun tidak bisa dilaksanakan.

"Rencananya pelaksanaan rakor selanjutnya baru akan dilaksanakan Senin (8/7) pekan depan dan hasil akan diumumkan setelah rakor tersebut," tandasnya.

Pariwisata
Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) Riau menyambut baik rencana pemerintah untuk memangkas tarif maskapai penerbangan hingga 50%. Asita berharap penurunan tarif maskapai itu dapat terus berlanjut untuk mendongkrak lesunya industri pariwisata di Riau saat ini.

"Kami tentu sangat menyambut baik hal ini. Semoga terealisasi berkelanjutan penurunan tarif maskapai penerbangan ini," ungkap Ketua Asita Riau Dede Firmansyah di Pekanbaru, Kamis (4/7).

Dede menjelaskan, penurunan tarif maskapai tentu mendapat dampak signifikan terhadap harga paket tur. Apalagi, komponen termahal dalam setiap paket tur ialah tiket penerbangan.

"Kita tahu komponen yang paling mahal di paket tur itu ialah tiket pesawat. Itu di luar harga kamar hotel, mobil atau bus, dan harga makan per hari," jelas Dede.

Dede menambahkan, adanya tiket murah tentu juga berdampak terhadap kamar hotel yang ramai, dan suvenir yang laku. Selain itu, bagi teman-teman yang berdagang tentu berdampak kepada barang dagangannya.

"Mereka bisa beli lagi barang dagangannya di Jakarta ataupun kota di Jawa yang lainnya dengan murahnya harga tiket. Mereka tentu berharap juga dihilangkannya bagasi berbayar supaya harga jual tambah lebih murah," terang Dede.

Menurut Dede, sejak Desember 2018 hingga Juni 2019, harga tiket pesawat domestik khususnya dari Pekanbaru ke sejumlah kota di Indonesia tergolong sangat mahal hingga menembus Rp2 juta-Rp3 juta.

Akibat mahalnya harga tiket, sebelumnya, Gubernur Riau Syamsuar bahkan meminta pemerintah pusat agar bisa memakai penerbangan luar negeri untuk menuju ke Jakarta lantaran lebih murah. "Dampaknya banyak pengguna jasa penerbangan kini beralih menggunakan transportasi darat," ujarnya.

Selain itu, lanjut Dede, tingginya harga tiket juga menambah lesunya berbagai sektor, terutama dunia pariwisata. (Ata/RK/X-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya