Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PT Pertamina (Persero) Tbk menerima permohonan Saudi Aramco untuk memberikan perpanjangan waktu agar perusahaan minyak asal Arab Saudi itu dapat terlibat dalam pembangunan kilang di Cilacap. Perjanjian antara kedua perusahaan yang seharusnya diteken pada Juli mendatang diperpanjang hingga September 2019 atau tiga bulan ke depan.
Apabila dalam batas waktu tersebut Saudi Aramco tidak kunjung memberikan kepastian, nantinya Pertamina sendiri yang akan merampungkan proyek Cilacap. Keputusan perpanjangan waktu ini diambil dalam pertemuan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan dan Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Mariani Soemarno dengan pihak Aramco di Karuizawa, Jepang, akhir pekan lalu.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyatakan, Saudi Aramco masih berminat untuk bergabung dalam pembangunan kilang Cilacap.
“Pihak Aramco masih menyatakan minatnya untuk ikut dalam pengembangan kilang minyak di Cilacap. Namun kami menyampaikan ada tenggat waktu yang harus dipenuhi Pertamina dan kami memberikan perpanjangan tiga bulan sampai September bagi Aramco untuk memastikan diri ikut atau tidak dalam proyek pembangunan kilang Cilacap,” ujar Nicke dalam pernyataan resmi, Selasa (18/6).
Dirut Pertamina itu mengungkapkan, ada pihak tiga syarat perjanjian yang disampaikan Aramco kepada Pertamina. Ketiga syarat tersebut yakni adanya insentif khususnya di bidang perpajakan, penyediaan lahan untuk pembangunan kilang, dan adanya aturan khusus ketika mereka harus melakukan spin-off kepemilikan saham.
Nicke menuturkan, pemerintah dan Pertamina sudah memenuhi dua permintaan pertama Aramco. Namun untuk syarat ketiga, Pertamina mengusulkan untuk ditentukan berdasarkan penilaian yang dilakukan lembaga yang memang profesional.
"Atas dasar itu, tidak ada lagi persoalan yang harus diselesaikan. Sekarang tinggal terpulang kepada Aramco untuk mau terlibat atau tidak dalam pembangunan kilang tersebut," ujarnya.
Sambil menunggu kepastian dari Aramco, Pertamina juga sudah mulai melakukan kajian untuk menemukan cara yang lain bagi pembangunan Kilang Cilacap.
“Kami sebenarnya sudah memiliki pengalaman dengan pengembangan kilang di Balikpapan. Nilai investasinya juga tidak kecil untuk itu. Jadi kalau pun harus jalan sendiri, pola Balikpapan yang akan kami jalankan,” jelasnya. (A-3)
Saat ini Kilang Cilacap menjadi salah satu proyek langit biru yang dijalankan Pertamina.kilang Cilacap mampu memproduksi Pertamax dengan standar Euro4.
"Pengembangan Kilang Cilacap kami lakukan untuk meningkatkan kapasitas produksi dan peningkatan kualitas menjadi standar Euro5. Kelak di sana akan juga dibangun pabrik Petrokimia, sehingga kebutuhan investasinya akan meningkat menjadi antara US$15 miliar hingga US$20 miliar,” jelasnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved