Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
MENTERI Perindustrian Airlangga Hartanto mengungkapkan, ada dua produsen besar yang akan menambah kapasitas pabrik mereka di Indonesia. Kedua perusahaan tersebut adalah Sharp Corporation dan LG Electronics.
Rencananya, produk yang akan dihasilkan yakni untuk tujuan pasar ekspor dan domestik. Terkait hal itu, Menperin menyatakan pihaknya terus memantau perkembangan ekspansi atau perluasan pabrik tersebut.
"Kami masih monitor sampai mereka realisasi. Pembahasannya sudah lama," ungkap Airlangga dalam pernyataan resmi, Minggu (16/6).
Menurut Airlangga, kedua industri elektronika tersebut telah memiliki basis produksi di Indonesia, sehingga apabila terjadi relokasi pabrik, maka akan bersifat ekspansi.
"Jadi sifatnya ekspansi. Salah satunya karena mereka sudah punya pengalaman di Indonesia, dan Indonesia dinilai sudah stabil," terangnya.
Sementara itu, Direktur Industri Elektronika dan Telematika Kemenperin Janu Suryanto menuturkan Sharp akan merelokasi pabrik mesin cuci dua tabung dari Thailand ke pabrik yang ada di Karawang International Industrial City (KIIC). Rencananya, peresmian ekspansi pabrik Sharp akan dilakukan bulan depan.
"Jadi nanti ada penambahan lini produksi. Ini juga untuk pasar ekspor. Mereka akan menyerap ratusan tenaga kerja," ujar Janu.
Di sisi lain, LG akan merelokasi pabrik pendingin ruangan dari Vietnam ke fasilitas produksi yang ada di Legok, Tangerang.
"Mereka akan mulai produksi dan mulai dipasarkan pada September 2019 sebanyak 25 ribu unit," ungkap
Baca juga: Manfaatkan Penguatan Daya Saing
Selanjutnya, jumlah produksi ditargetkan naik menjadi 50 ribu unit sehingga produk-produk tersebut dapat diekspor ke ASEAN.
Untuk keperluan ekspansi ini, Sharp dan LG telah menginvestasikan dana hingga ratusan miliar Rupiah.
Sebagai informasi, industri manufaktur merupakan salah satu sektor penyumbang terbesar bagi total investasi di Indonesia.
Pada triwulan I 2019, industri pengolahan nonmigas berkontribusi sebesar 18,5% atau Rp16,1 triliun terhadap realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN).
Adapun tiga sektor yang menunjang paling besar pada total PMDN tersebut di tiga bulan awal tahun ini, yakni industri makanan yang menggelontorkan dana mencapai Rp7,1 triliun, disusul industri logam dasar Rp2,6 triliun dan industri pengolahan tembakau Rp1,2 triliun.
Selanjutnya, industri manufaktur turut menyetor hingga 26% atau US$1,9 miliar terhadap realisasi penanaman modal asing (PMA). Tiga sektor yang menopangnya yaitu industri logam dasar sebesar US$593 juta, diikuti industri makanan US$376 juta serta industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia US$217 juta. (OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved