Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
LEMBAGA pemeringkat utang Standard and Poor's (S&P) menaikkan kembali peringkat utang (rating) Indonesia satu tingkat menjadi BBB dengan outlook stable pada 31 Mei 2019.
Pada Mei 2017 lalu, S&P telah menaikkan peringkat utang Indonesia ke dalam kategori investment grade di level BBB- dengan outlook stable yang kemudian diafirmasi kembali pada Mei 2018 pada level yang sama. Dengan demikian, kenaikan peringkat kredit Indonesia saat ini merupakan suatu capaian yang sangat membanggakan, karena langsung naik dari BBB-/stable menjadi BBB/stable, tanpa harus melalui BBB-/positive.
Dalam laporannya, S&P menyatakan ekonomi Indonesia secara konsisten lebih baik dari negara-negara peers pada tingkat pendapatan yang sama. Kenaikan rating S&P merefleksikan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kuat.
Kebijakan pemerintah dipandang telah efektif dalam mempromosikan keuangan publik yang berkelanjutan (sustainable public financed) dan pertumbuhan ekonomi yang seimbang. Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) per kapita riil di Indonesia mampu tumbuh 4,1 persen berdasarkan rata-rata tertimbang 10 tahun. Sementara rata-rata pertumbuhan PDB per kapita riil seluruh dunia yang hanya sekitar 2,2 persen. S&P mengharapkan Indonesia tetap mempertahankan pertumbuhan ekonomi ini di tahun-tahun mendatang.
Selanjutnya, S&P menyatakan peringkat Indonesia juga didukung oleh tingkat beban utang pemerintah yang rendah dan kinerja fiskal yang moderat. S&P memandang beban utang pemerintah relatif ringan.
Lembaga internasional ini juga memproyeksikan rasio utang pemerintah akan stabil selama beberapa tahun ke depan merefleksikan proyeksi keseimbangan fiskal yang stabil. Fiskal defisit pemerintah yang turun di 2018 diharapkan tetap stabil di bawah 2,0 persen selama empat tahun mendatang.
S&P juga memproyeksikan net general government debt tetap berada di bawah 30 persen dari PDB, mengingat defisit fiskal dan pertumbuhan nominal PDB yang konsisten.?
S&P juga meyakini beban utang luar negeri Indonesia masih sangat aman dikarenakan Indonesia masih sangat menarik bagi penanaman modal asing (PMA) serta kuatnya akses Indonesia di pasar keuangan internasional beberapa tahun belakangan ini meskipun terjadi gejolak dan ketidakpastian.
Kenaikan peringkat utang Indonesia dari S&P pada posisi BBB dengan outlook stable tersebut menunjukkan kebijakan Pemerintah Indonesia selama ini sudah berada pada jalur yang tepat, terutama kebijakan defisit diambil untuk memberikan stimulus perekonomian melalui strategi counter cyclical dalam rangka mempertahankan pertumbuhan ekonomi di atas lima persen.
Selain itu, kenaikan ini menunjukkan kepercayaan lembaga internasional dalam hal ini lembaga pemeringkat kredit terhadap kinerja perekonomian Indonesia. Lebih jauh, kenaikan rating dari S&P ini diharapkan membawa dampak semakin meningkatnya FDI yang akan masuk ke Indonesia.(medcom/OL-9)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved