Headline
Kementerian haji dan umrah menaikkan posisi Indonesia dalam diplomasi haji.
Kementerian haji dan umrah menaikkan posisi Indonesia dalam diplomasi haji.
SISTEM kelistrikan di Indonesia mengalami peningkatan keandalan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun. Bila pada 2015 terdapat 11 sistem di Indonesia yang mengalami defisit (kekurangan pasokan listrik), sejak 2018 kondisi tersebut berubah.
"Seluruh sistem sudah tidak ada lagi yang mengalami defisit, bahkan di sejumlah sistem besar mempunyai cadangan daya hingga 30%," jelas VP Public Relations PT PLN Dwi Suryo Abdullah dalam keterangannya di Jakarta, Senin (29/4) .
Cadangan itu tidak hanya untuk mengatasi kondisi saat pembangkit menjalani perawatan rutin, namun lebih penting lagi untuk mendorong tumbuhnya investasi di sektor industri manufaktur.
PLN pun berupaya mempercepat tercapainya rasio elektrifikasi 99,9% di akhir tahun 2019 dengan melayani sambungan baru pada masyarakat yang belum menikmati listrik, sementara hingga 1 April 2019, rasio elektrifikasi sudah mencapai 98,5% dengan 72,8 juta pelanggan.
Keandalan sistem kelistrikan Indonesia tidak terlepas dari kerja keras PLN dalam menyediakan infrastruktur kelistrikan di Tanah Air.
Sistem Terintegrasi
Sebagai Negara Kepulauan, Indonesia memiliki sejumlah sistem kelistrikan, sebagai upaya untuk mempermudah pengawasan kondisi kelistrikan Nusantara.
Saat ini, Indonesia terdiri dari 38 sistem besar dan sistem-sistem kecil yang mengelilinginya. Untuk Jawa dan Bali sudah menjadi satu kesatuan sistem atau biasa disebut sistem interkoneksi.
Umumnya, sistem tenaga listrik dibangun dari tiga fungsi utama yakni pembangkit, transmisi dan distribusi. Sedangkan prioritas utama dari sistem tenagan listrik adalah kebutuhan akan kapasitas daya listrik di suatu kawasan itu tercukupi bahkan harus mempunyai cadangan daya listrik yang cukup.
Baca juga: PLN Kirim Tim Ke Bengkulu Perbaiki Jaringan Listrik
Setelah terpenuhi daya listrik yang dibutuhkan oleh kawasan wilayah usaha PLN, prioritas sistem tenaga listrik yang dibangun harus mempertimbangkan biaya yang ekonomis tanpa mengesampingkan keandalan sistem. Agar dalam operasionalny, sistem tersebut efisien dan berkualitas sehingga tetap terpenuhi Tingkat Mutu Pelayanan (TMP).
Pemilihan Energi
Dwi Suryo memaparkan untuk bisa mewujudkan suatu sistem tenaga listrik yang ekonomis, pemilihan, ketersediaan, kontinuitas dan harga energi primer menjadi faktor yang utama.
"Meskipun Indonesia merupakan daerah tropis dan sinar matahari sampai di bumi Indonesia sekitar 12 jam sehingga sangat efektif untuk dimanfaatkan menjadi energi listrik. Kenyataannya, harga Energi Baru dan Terbarukan dari Photo Voltage (PV) atau Solar Cell lebih mahal dibanding listrik yang dihasilkan dari batu bara maupun gas," ungkapnya.
Hal lain adalah pembangkit listrik PLTD skala kecil yang dikonversi dari pembakaran HSD (solar), meskipun biayanya lebih besar dari pembangkit berbahan bakar gas namun sangat efektif untuk dipilih khususnya ditempatkan di pulau-pulau terdepan sebagai kebutuhan listrik warga sekaligus menjaga kedaulatan Negara Republik Indonesia, seperti di Pulau Laut Kabupaten Natuna Kepulauan Riau, daya mampu pada sistem tenaga listriknya sebesar 1,6 MW untuk melayani sekitar 500 pelanggan, beban rata-rata masih sekitar 160 kW ini memberikan makna bahwa kebutuhan listrik di pulau terdepan sangat siap untuk melistriki pembangunan infrastruktur dermaga, telekomunikasi, pangkalan militer dan cool storage mengingat secara geopolitik sangat strategis.
Sementara dalam sistem tenaga listrik yang besar dengan kapasitas diatas 1.000 MW seperti di pulau Jawa yang mempunyai daya mampu 35 GW, beban puncak 27 GW, jumlah pelanggan 45 juta, pemilihan energi primer yang murah sangat menentukan harga pokok produksi dan saat ini yang paling murah yakni PLTA kemudian disusul dengan PLTU dan PLTP.
Sistem tenaga listrik seperti di Kalimantan dan Sumatara dengan ketersediaan tambang batu bara maka untuk mendapatkan biaya produksi yang lebih ekonomis, jenis pembangkit listrik tenaga uap batu bara mulut tambang sangat cocok untuk direalisasikan .
"Pemilihan PLTU Batu bara mulut tambang menjadi prioritas utama karena mampu menekan biaya operasi atau investasi karena tidak ada biaya pembangunan jetty atau dermaga sebagai tempat pombongkaran batu bara. Tidak ada biaya angkut batu bara dari lokasi tambang batu bara menuju lokasi PLTU batu bara, namun kondisi ini sangat terbatas dan saat ini hanya ada dua pulau yaitu Kalimantan dan Sumatra," tukasnya
Dalam mewujudkan suatu sistem tenaga listrik yang efisien, andal, ekonomis dan ramah lingkungan pembangunan insfrastruktur ketenagalistrikan berpedoman pada Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) dan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL), agar pemanfaatan energi nasional bisa maksimal.(OL-5)
SEBANYAK 2.821 keluarga prasejahtera di seluruh Indonesia menjadi sasaran penerima bantuan pemasangan listrik gratis.
PLN IP telah menggerakkan roda ekonomi nasional melalui penyediaan listrik untuk industri, UMKM dan rumah tangga.
Dalam menghadirkan PLN EYE yang memanfaatkan tiang listrik, PLN masih mendapatkan beberapa kendala di lapangan seperti pemeliharaan hingga keamanan bagi penggunanya.
PT Donggi-Senoro LNG (DSLNG) menegaskan komitmen untuk terus mendukung ketahanan energi nasional melalui pasokan LNG yang aman dan berkesinambungan bagi kebutuhan gas dalam negeri.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan mendorong program Listrik Desa (Lisdes) 2025-2029.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved