Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
PRESIDEN Joko Widodo mendorong modernisasi industri pertanian Indonesia agar bisa menjaga kualitas dan memenuhi kebutuhan nasional dengan cepat dan mampu bersaing secara global.
"Sekarang zaman modern, dari zaman kecil saya di desa kalau habis panen pasti di-jereng (jemur) di pelataran, ini harus diubah, penggilingan harus memiliki dryer (pengering)," kata Presiden Jokowi saat silaturahim dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) serta Perkumpulan Penggilingan Padi dan pengusaha Beras (Perpadi) di Sragen, Jawa Tengah, Rabu (3/4).
Untuk itu, Kepala Negara menawarkan menjembatani Perpadi dengan pihak bank guna mencarikan jalan keluar bagi modernisasi industri pertanian nasional.
"Ini kan kita sudah berpuluh-puluh tahun yang namanya menjemur padi di jalan, di pelataran berpuluh-puluh tahun. Masa kita nggak ingin berubah sih," katanya.
Untuk itu, Presiden menjanjikan pertemuan antara Gapoktan, Perpadi, Bulog dan pihak bank di Istana Kepresidenan usai pemilu.
"Jadi nanti saya akan atur setelah 17 April untuk bertemu dengan bank agar ada pinjaman bank sehingga seluruh penggilingan padi ini memiliki dryer," katanya.
Baca juga: Ekspor CPO Merosot pada Februari
Menurut Jokowi, modernisasi ini penting, bukan hanya untuk urusan padi tapi urusan jagung yang juga bermasalah.
"Kualitasnya turun gara-gara hanya dijemur tidak masuk ke dryer. Ini sudah kita lalui bertahun-tahun masa kita teruskan," kata Jokowi.
Dengan modernisasi industri pertanian, dalam kondisi cuaca seperti apapun kualitas produk pertanian dapat dijaga.
Tidak hanya masalah pengeringan, Presiden juga berharap setiap penggilingan padi memiliki mesin pengemasan yang modern.
"Penggilingan padi sudah ada mesin kemasannya. Penting sekali sehingga keluar dari mesin itu sudah dalam bentuk kemasan-kemasan yang siap dijual atau dipakai sendiri," katanya.
Presiden menjelaskan kemasan yang baik membuat produk pertanian ini memiliki merek yang bisa mengangkat nama daerahnya.
"Jadi semuanya nanti ada tulisan di Sragen. Misalnya ada merek, diberi mereknya apa, dari kecamatan mana, mereknya apa, mereknya biar muncul, Sragennya muncul," jelasnya.
Presiden mengatakan, ke depan, Indonesia menghadapi perubahan dunia, perubahan global, yang sangat cepat.
"Kalau kita tidak mengikuti, mengubah diri dari yang pola-pola lama kita ke pola-pola baru kita akan ditinggal negara lain," pungkas Jokowi. (OL-2)
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menyebut HUT ke-80 RI merupakan momentum penting untuk meneguhkan kembali komitmen terhadap kemandirian pangan nasional.
OBSESI untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi 8% agar Indonesia keluar dari middle income trap (MIT) masih terasa berat.
Pemkab Cirebon telah menetapkan bahwa luas lahan sawah padi yang harus dilindungi mencapai 44 ribu hektare.
PROGRAM Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (Tekad) diharapkan dapat disinergikan dengan Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih.
Pelatihan pertanian organik yang diselenggarakan pada tanggal 5 dan 7 Agustus 2025 ini diikuti oleh 12 kelompok tani.
Guru Besar IPB University Edi Santoso mengapresiasi gebrakan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang secara berani telah membongkar adanya praktek kecurangan kualitas beras.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved