Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
KEMENTERIAN Perindustrian terus mendorong tumbuhnya industri hilirisasi batu bara untuk menghasilkan produk bernilai tambah tinggi yang selama ini masih banyak diimpor, seperti urea, dimethyl ether (DME) dan polypropylene.
Produk-produk tersebut sangat diperlukan di Tanah Air untuk memenuhi kebutuhan bahan baku produksi pupuk, bahan bakar dan plastik.
PT Bukit Asam, PT Pertamina, PT Pupuk Indonesia dan PT Chandra Asri Petrochemical adalah pihak-pihak yang terlibat dalam pembangunan industri hilirisasi batu bara terkini. Keempat perusahaan itu, pada Desember 2017, telah menandatangani perjanjian kerja sama untuk membangun komplek industri di mulut tambang Tanjung Enim, Sumatra Selatan.
"Melalui pabrik itu, mereka berkomitmen mengolah batu bara kalori rendah dengan memanfaatkan teknologi gasifikasi yang kemudian menghasilkan synthetic gas, produk akhir bernilai jual tinggi. Itu berfungsi sebagai bahan baku urea untuk membuat pupuk, polypropylene untuk membuat plastik. Semua itu kita masih impor, nanti kita bisa produksi sendiri," ujar Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Rabu (13/3).
Baca juga: Pemerintah Dorong Hilirisasi Batu Bara
Pembangunan pabrik pengolahan gasifikasi bernilai investasi US$1,2 miliar itu diperkirakan mulai beroperasi pada 2022 mendatang. Adapun, kapasitas produksi yang dimiliki sebesar 500 ribu ton urea per tahun, 400 ribu ton DME per tahun dan 450 ton polypropylene per tahun.
Untuk memaksimalkan kapasitas tersebut, industri memerlukan batu bara sebesar 9 juta ton per tahun, termasuk untuk mendukung kebutuhan pembangkit listrik.
Jumlah batu bara sebanyak itu tampak tidak sulit dipenuhi lantaran Indonesia memiliki sumber daya 8,3 miliar ton dan total cadangan batu bara sebesar 3,3 miliar ton.
"Industri hilirisasi batu bara sangat penting untuk memperkuat struktur industri dan optimalisasi nilai tambah berbagai produk yang dihasilkan. Dengan demikian, kita akan memiliki daya saing dan kemandirian di sektor petrokimia," tandasnya.(OL-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved