Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
GUBERNUR Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan kondisi nilai tukar rupiah ke depan dalam kondisi stabil dalam tren menguat.
Bahkan dia berekspektasi bahwa rupiah pada perdagangan Kamis (28/2) akan mampu menguat di bawah level Rp14.000 per dolar AS.
Dari sisi kebijakan moneter untuk menghadapi ketidakpastian, kata Perry, Bank Indonesia harus memilih antara instrumen suku bunga, stabillitas nilai tukar dan mendorong aliran modal asing.
"Maka kemarin kami menaikkan suku bunga kebijakan 175 bps. Dengan itu kurs kemudian dari berhasil menguat dari Rp 15.400 per dolar AS. Hari ini kemungkinan rupiah bisa di bawah Rp14.000. Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing yang masuk ke Indonesia tercatat Rp45,9 triliun," ujar Perry pada sebuah acara Economic Outlook Navigasi Pasar di Tahun Politik, di Jakarta, Kamis (28/2).
Ke depan, kata Perry, suku bunga sudah akan mencapai puncaknya. Dengan demikian, langkah Bank Indonesia mengelola likuiditas dilakukan melalui intervensi operasi moneter ke perbankan.
Baca juga: Global Minim Sentimen Positif, Rupiah Kamis Pagi Melemah
Tahun lalu, diakui Perry , untuk menguatkan rupiah, pihaknya meminta Kementerian Keuangan menerbitkan surat berharga negara (SBN) agar valas dari asing masuk membantu stabilitas rupiah.
"Kini, agar nantinya tidak menjadi beban fiskal jangka panjang, BI meminta Kemenkeu untuk lebih mendorong surat utang yang berorientasi ritel dengan tenor 2 tahun," tambahnya.
Dia meyakini rupiah masih di bawah nilai (undervalue) sekarang. Namun selanjutnya rupiah ke depan akan stabil dan cenderung menguat. Sebab suku bunga bank sentral AS atau Fed Fund Rate kemungkinan hanya akan naik sekali. Artinya suku bunga Indonesia, kata Perry, akan menarik bagi aliran modal asing.
"Dengan ritel memang ada perpindahan dana dari dana pibak ketiga (DPK) ke SBN. Maka kami gerojokin likuiditas dengan operasi moneter sekarang. Perkiraan kami rupiah ke depan akan stabil,"
Rupiah pada sesi 1 perdagangan Kamis (28/2) terpantau melemah 0,27% pada level 14.068 per dolar AS, dibandingkan penutupan Rabu (27/2) pada 14.029,5 per dolar AS. (OL-3)
Bank Indonesia mengungkapkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Juni 2025 tercatat sebesar US$152,6 miliar atau senilai Rp2.477 triliun.
Sejak awal tahun hingga 3 Juli 2025, modal asing keluar bersih di pasar saham dan SRBI masing-masing sebesar Rp52,95 triliun dan Rp34,72 triliun.
Sistem pembayaran digital QRIS Tap ditargetkan mendukung percepatan digitalisasi pembayaran di Sulawesi Selatan
BANK Indonesia memperkirakan Federal Reserve (The Fed) akan melonggarkan kebijakan moneternya secara bertahap dalam dua tahun mendatang.
nilai tukar rupiah ditutup menguat ke level (bid) Rp16.390 per dolar AS Kamis (19/6), meskipun demikian imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara dengan tenor 10 tahun naik
Apindo merespons Keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menahan suku bunga acuan di level 5,50%, tingginya suku bunga disebut menjadi penghambat lapangan kerja
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved