Headline

Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.

Industri Apresiasi Langkah Kemendag Buka Pasar India

Andhika Prasetyo
27/2/2019 10:00
Industri Apresiasi Langkah Kemendag Buka Pasar India
(ANTARA/Sigid Kurniawan)

Rencana pemerintah menjajaki potensi ekspor komoditas karet Tanah Air ke India diyakini bakal meningkatkan peluang naiknya harga komoditas itu.

Ketua Umum Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Moenardji Soedargo mendukung upaya Kementerian Perdagangan (Kemendag) yang terus mencari peluang pasar baru dalam memasarkan produk karet domestik ke internasional. Gapkindo siap melakukan sosialisasi lanjutan atas rencana ekspor karet ke India.

Pada prinsipnya, pengusaha karet siap mengejar peluang pasar baru. Ia pun yakin pasar India cocok dengan mutu karet Indonesia yang tergolong baik.

"Mayoritas perusahaan dagang karet ialah perusahaan Singapura yang berperan jadi dealer. Itu barangnya ekspor dari Indonesia," tutur dia di Jakarta, kemarin.

Ia mengakui selama ini pasar India belum secara langsung menjalin kontak dengan Indonesia terkait impor kebutuhan karet.

Karena itu, kehadiran misi dagang Indonesia pada 4th India-ASEAN Expo and Summit Co-creating the Future di India pekan lalu sudah tepat. Pada ajang itu, pelaku usaha India menjajaki peluang untuk mengimpor karet, gambir, dan kertas dari Indonesia.

Moenardji mengakui langkah aktif India mencari produsen karet baru terlihat belakangan ini. Sebelumnya mereka masih memenuhi kebutuhan karet secara swadaya. Namun, itu tidak dapat dilakukan karena gangguan cuaca pada tahun lalu.

Dari sisi kualitas, kata Moenardji, karet Indonesia masih menjadi pionir termasuk di antara anggota International Tripartite Rubber Council/ITRC) lainnya yakni Thailand dan Malaysia.

Seperti diketahui harga karet alam berada pada level rendah selama 2018 hingga awal 2019. Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk mendorong harga karet seperti menyerap karet petani untuk campuran aspal.

Terbaru, Special Ministerial Committee Meeting of the ITRC yang diinisiasi tiga negara produsen karet, yakni Indonesia, Malaysia, dan Thailand, bersepakat mengurangi ekspor karet dalam tiga bulan mendatang untuk mendongkrak harga karet alam.

Dongkrak penjualan

Pada ajang 4th India-ASEAN Expo and Summit Co-creating the Future itu, rombongan misi dagang Indonesia yang dipimpin Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita juga menghasilkan sinyal positif bagi ekspor produk turunan sawit ke negeri India.

Dari hasil pertemuan Enggartiasto dan Menteri Perdagangan, Perindustrian, dan Penerbangan Sipil India Suresh Prabhu, India membuka peluang penurunan bea masuk produk turunan sawit (RBDPO) asal Indonesia ke India dari 50% menjadi 45%.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (Gapki) Joko Supriyono menilai penurunan bea masuk produk turunan sawit akan mendongkrak penjualan komoditas sawit di India. Ia pun berharap penjualan minyak sawit ke India bisa kembali meningkat seperti pada 2016 atau 2017.

Untuk diketahui, setelah India menerbitkan kebijakan bea masuk hingga 50% untuk produk sawit Indonesia per Maret 2018, ekspor sawit Indonesia ke India melorot. Data Gapki menunjukkan ekspor CPO ke India pada 2016 mencapai 5,78 juta ton. Ekspor itu tumbuh 32% menjadi 7,63 juta ton pada 2017. Namun, pada 2018 ekspor ke India turun 12,05% menjadi 6,71 juta ton. (E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : PKL
Berita Lainnya