Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KEMENTERIAN Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) terus membangun jembatan demi meningkatkan konektivitas di berbagai wilayah di Tanah Air.
Tidak terkecuali di provinsi paling barat Indonesia yakni Aceh.
Pada tahun ini, Kementerian PU-Pera akan membangun sembilan unit jembatan gantung di Aceh. Sebanyak enam jembatan gantung yakni Geunie (42 meter) di Pidie Jaya, Alur Ngang (60 meter) di Gayo Lues, Blang Panu (120 meter) dan Keude Trumon (90 meter) di Aceh Selatan, Blang Brandeuh (90 meter) di Nagan Raya serta Siron (120 meter) di Aceh Besar akan dibangung dengan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Adapun, tiga jembatan lainnya yakni Seurendek-Tanoh Mirah (150 meter), Baro-Sipot (150 meter) dan Pulo Teungoh-Dusun Sengkadeh (30 meter) yang semua berlokasi di Aceh Barat akan didirikan dengan dana bersumber dari Otonomi Khusus Aceh.
Menteri PU-Pera Basuki Hadimuljono mengungkapkan pembangunan jembatan gantung sebagai salah satu infrastruktur kerakyatan akan memperlancar mobilitas dan memangkas waktu tempuh antar desa. Masyarakat yang sebelumnya harus memutar arah jauh karena dipisahkan kondisi geografis seperti lereng, bukit, jurang ataupun sungai kini hanya perlu menyeberang dengan aman dan nyaman.
“Hadirnya jembatan akan mempermudah dan memperpendek akses masyarakat perdesaan menuju sekolah, pasar, tempat kerja, mengurus administrasi ke kantor kelurahan atau kecamatan dan akses silaturahmi antar warga,” ujar Basuki melalui keterangan resmi, Senin (11/2).
Baca juga: Hujan Deras Sebabkan Jembatan Penghubung Jayapura-Wamena Putus
Pada 2018, di Aceh, pemerintah telah merampungkan pembangunan empat jembatan gantung.
Tiga jembatan gantung dibangun dengan dana APBN yakni Pante Kala (60 meter) di Aceh Barat Daya, Tanjong Dalam (72 meter) dan Gunung Setan (72 meter) di Aceh Utara. Untuk merealisasikan tiga jembatan tersebut pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp15,6 miliar.
Adapun, satu jembatan gantung lainnya yakni Sikundo (90 meter) di Aceh Barat dibangun dengan Dana Otsus Aceh sebesar Rp3,74 miliar.
"Dulu, sejak 1979, sebelum ada jembatan ini, warga desa biasa melintasi sungai dengan memanfaatkan titian kabel. Sekarang semua menjadi lebih aman," tutur Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional I Banda Aceh Achmad Subki.
Dalam kurun 2015-2018, Kementerian PU-Pera telah membangun sebanyak 164 jembatan gantung dengan total panjang 39.798 meter. Pada 2019, jembatan gantung baru yang akan dibangun sebanyak 166 unit yang tersebar di seluruh pelosok Nusantara. (OL-3)
Jembatan gantung terpanjang di Asia Tenggara ada di Provinsi Jabar, tepatnya di Desa Patengan, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung.
DAHUlu, anak-anak warga di Dusun/Kampung Babakan Kadu dan Kampung Wangun harus menantang bahaya bila berangkat ke sekolah. Mereka harus menyeberangi Sungai Mapag.
Paguyuban menyatakan ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan untuk menunda pembongkaran jembatan oleh Pemkot Bekasi.
Dengan dibuatnya jembatan penghubung itu, maka pengunjung JIS bisa memarkirkan kendaraannya di TIJA memiliki banyak kantong parkir.
Pengunjung dapat menemukan berbagai wahana seru yang menghibur. Mulai dari wahana labirin, jembatan gantung, hingga atraksi hujan permen yang sangat jarang ditemukan.
Jembatan gantung yang masih dalam perbaikan roboh tergerus banjir Minggu (5/11).
Atas tujuan apa sebenarnya Mendagri memutuskan Sumut menjadi pemilik baru empat pulau itu? Adakah agenda tersembunyi baik ekonomi atau politik?
peninggalan kerajaan samudra pasai dalam berbagai bentuk benda, tempat bersejarah hingga kebudayaan yang hingga kini masih dilestarikan
rumah adat Aceh yang sangat beragam karena berasal dari suku-suku di Aceh sehingga memiliki ciri dan filosofi tersendiri
pakaian adat Aceh dengan berbagai motif unik dan desain menawan yang mengandung filosofi tersendiri sebagai bentuk kekayaan budaya Indonesia
tarian Aceh dengan keunikan dan filosofinya, beberapa digunakan sebagai media dakwah Islam dengan syair Islami sebagai pengiring
Para desainer asal Aceh merasa bangga memamerkan karya mereka di Muslim Fashion Fest (Muffest) 2024
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved