Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
NILAI tukar rupiah pada sesi 1 perdagangan Senin (28/1) menguat 0,34% pada level 14.044 dari penutupan hari sebelumnya sebelumnya di 14.092,5. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan pergerakan rupiah yang stabil dan cenderung menguat, disebabkan oleh empat faktor.
Pertama, bahwa kepercayaan atau confidence investor asing terus menguat. Itu terbukti dari terus masuknya aliran modal asing dan juga berbagai portofolio investasi, baik di obligasi, saham maupun jenis aset yang lain.
Kedua, sinergi kebijakan antara pemerintah, BI, dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam berbagai hal untuk terus mendukung prospek ekonomi yang lebih baik, dengan stabilitas yang terjaga, termasuk kebijakan yang baru dikeluarkan oleh pemerintah untuk menyederhanakan prosedur-prosedur yang tidak perlu di dalam mendorong ekspor, termasuk penataan logistik.
"Kami juga terus berkoordinasi dengan pemerintah mendorong ekspor, baik otomotif elektronik, garmen, makanan dan minuman, juga mempersiapkan kebijakan-kebijakan lanjutannya untuk industri impor baik di sektor baja dan farmasi," ujar Perry di Jakarta, Senin (28/1).
Baca juga: Pengamat: DHE Bisa Perkuat Nilai Rupiah
Ketiga, mekanisme pasar saat ini semakin berkembang, tidak hanya bergantung pada spot dan swap, juga Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF). "Dari waktu ke waktu volume DNDF terus berlangsung. Kami pastikan bahwa likuiditas valas ada. Pelakunya tidak hanya dari dalam negeri, juga investasi asing," kata Perry.
Keempat, diakui Perry, memang ketahanan eksternal ekonomi Indonesia semakin membaik termasuk sisi transaksi berjalan (CAD) yang lebih rendah dan aliran modal asing yang kembali masuk. "Surplus neraca modal semakin meningkat. Sehingga secara keseluruhan sisi fundamental neraca pembayaran lebih baik dengan CAD yang menurun dan siklus neraca modal semakin meningkat," tukas Perry. (Try)
Bank Indonesia mengungkapkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Juni 2025 tercatat sebesar US$152,6 miliar atau senilai Rp2.477 triliun.
Sejak awal tahun hingga 3 Juli 2025, modal asing keluar bersih di pasar saham dan SRBI masing-masing sebesar Rp52,95 triliun dan Rp34,72 triliun.
Sistem pembayaran digital QRIS Tap ditargetkan mendukung percepatan digitalisasi pembayaran di Sulawesi Selatan
BANK Indonesia memperkirakan Federal Reserve (The Fed) akan melonggarkan kebijakan moneternya secara bertahap dalam dua tahun mendatang.
nilai tukar rupiah ditutup menguat ke level (bid) Rp16.390 per dolar AS Kamis (19/6), meskipun demikian imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara dengan tenor 10 tahun naik
Apindo merespons Keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menahan suku bunga acuan di level 5,50%, tingginya suku bunga disebut menjadi penghambat lapangan kerja
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved