Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
PIHAK Rumah Sakit Polri Raden Said Sukanto menyatakan minimal butuh waktu tiga pekan untuk mengidentifikasi bagian tubuh yang diduga korban pesawat nahas Lion Air PK-LQP yang jatuh di perairan Tanjung Pakis Karawang pada 29 Oktober 2018.
Kepala Instalasi Kedokteran Forensik RS Polri Raden Said Sukanto, Kombes Edy Purnomo menyebut waktu tersebut dibutuhkan karena bagian tubuh yang ditemukan berupa tulang belulang dan telah terendam air laut lebih dari dua bulan sehingga memiliki tingkat kesulitan tersendiri dalam proses identifikasi.
“Paling cepat tiga minggu proses nya, semoga hasilnya bisa keluar karena memang dalam kasus tulang belulang ini membutuhkan waktu lebih lama akibat faktor kesulitan cukup banyak,” ujar Edy seperti dikutip dari Antara, Selasa (15/1).
Meski memiliki kesulitan tinggi, Edy berjanji pihak rumah sakit akan tetap berusaha semaksimal mungkin dalam proses identifikasi demi mendapatkan data DNA.
RS Polri pada Senin (14/1) malam telah menerima empat kantung jenazah berisi bagian tubuh diduga penumpang pesawat Lion Air itu.
Sementara itu, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) memperkirakan butuh waktu maksimal lima hari untuk mengunduh data yang terdapat di dalam cockpit voice recorder (CVR).
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan pihaknya saat ini telah mulai melakukan proses awal yakni melepaskan memory module yang tersimpan di dalam kotak penyimpanan. Setelah berhasil dilepaskan, tim akan melakukan pembersihan dan pengeringan terhadap alat tersebut. Kami harus melakukan semuanya secara bertahap dan hati-hati,” ujar Soejanto kepada Media Indonesia, Selasa (15/1).
Setelah berhasil diunduh, data dari salah satu kotak hitam itu akan dianalisis lebih lanjut.
Namun, ia tidak bisa menargetkan kapan seluruh proses rampung dan hasil akhir akan dirilis.
“Semua itu tergantung dari kompleksnya data. Sejauh mana kompleksitas percakapan yang kami temui. Bagaimana situasi di kokpit ketika itu. Itu semua akan menyangkut banyak hal,” tuturnya.
Soerjanto mengatakan data yang berada di dalam CVR akan memegang peran penting dalam proses investigasi penyebab jatuhnya pesawat. Hasil akhir dari penyelidikan penyebab jatuhnya pesawat diperkirakan baru keluar satu tahun mendatang. (Pra/E-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved