Penurunan Harga Tiket Pesawat demi Kepentingan Publik

MENKO Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan keputusan penurunan tarif tiket pesawat terbang dilakukan demi kepentingan publik.

“Kita bicara kepentingan publik, enggak boleh semau-maunya,” ujar dia dalam coffee morning bersama wartawan di Jakarta, Senin (14/1).

Ia mengatakan, sebagai regu­lator, pemerintah berwenang mengendalikan tarif penerbangan melalui aturan tarif batas atas dan bawah. Dengan begitu, maskapai penerbangan tidak bisa bebas menentukan harga tiket pesawat.

Namun, meski membuat aturan mengenai batasan tarif, pemerintah tidak akan membuat maskapai merugi. Aturan diberlakukan demi kepentingan konsumen dan perusahaan agar tetap beroperasi.

“Pemerintah harus ­membuat perusahaan bisa survive (bertahan), tapi perusahaan juga harus efisien,” ujarnya seperti dikutip dari Antara.

Sebelumnya, maskapai nasional yang tergabung dalam Asosiasi Perusahaan Penerbangan Indonesia (Inaca) telah menurunkan tarif tiket penerbangan sejak Jumat (11/1).

Ketua Umum Inaca Ari Askhara mengatakan hal itu menyusul keprihatinan masyarakat atas tingginya harga tiket dan adanya komitmen positif atas penurunan biaya kebandaraan serta navigasi dari pemangku kepentingan seperti PT Angkasa Pura I, PT Angkasa Pura II, AirNav, dan Pertamina.

Menurut dia, beberapa tarif penerbangan domestik mulai turun sejak Jumat (11/1), di antaranya rute Jakarta-Denpasar, Jakarta-Yogyakarta dan Bandung-Denpasar, Jakarta-Surabaya. Mulai Minggu (13/1) dan kemarin, maskapai juga menurunkan harga tiket penerbangan untuk rute domestik lain seperti Jakarta-Padang, Jakarta-Pontianak, dan Jakarta-Jayapura.

District Sales Manager Citi­link Banyuwangi Dadang Teguh Setiawan mengatakan harga tiket Citilink rute Banyuwangi-Jakarta dan sebaliknya turun di kisaran Rp800 ribu dari sebelumnya di atas ­Rp1 juta.

Menhub Budi Karya Sumadi mengapresiasi kedewasaan Inaca yang menurunkan tarif tiket penerbangan. Ke depannya, maskapai harus mengelola struktur biaya secara baik seperti biaya leasing pesawat dan konsumsi bahan bakar avtur agar harga tiket pesawat lebih kompetitif. (Try/E-3)