Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Perlu Satu Tahun Analisis Data VCR Lion PK-LQP

(Ant/E-1)
14/1/2019 23:30
Perlu Satu Tahun Analisis Data VCR Lion PK-LQP
(Azwar Ipank / AFP)

MENTERI Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumad­i meng­apresiasi prestasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan TNI Angkatan Laut (TNI-AL) yang berhasil menemukan alat pere­kam audio atau cockpit voice recorder (CVR) yang diduga milik pesawat Lion Air PK-LQP.

“Saya mengapresiasi apa yang ditemukan oleh KNKT bersama Angkatan Laut dan ini pasti memberikan suatu makna bagi upaya kita menemukan penyebab dari kecelakaan (pesawat) itu,” ujar Menhub Budi kepada wartawan di Jakarta, Senin (14/1).

Menhub juga merasa bangga mengingat CVR yang diduga milik Lion Air PK-LQP itu ditemukan KRI atau kapal Angkatan Laut mengingat sebelumnya alat tersebut sulit ditemukan kendati pemerintah telah menggunakan konsultan atau kapal dari Singapura.

“Upaya menemukan CVR memang kita lakukan all-out atau habis-habisan,” kata Menhub seusai menghadiri Seminar dan Dialog Nasional Kesiapan Tenaga Kerja Indonesia.

Terkait dengan jangka waktu penyelidikan data yang terdapat dalam CVR pesawat Lion Air itu, Menhub menjelaskan butuh waktu kira-kira satu tahun dan bergantung pada kualitas datanya.

“Tergantung dari komplikasi datanya. Namun, sebenarnya satu penemuan ini diberikan waktu satu tahun. Jadi, nanti kita lihat bagaimana kualitas data yang ditemukan itu bisa dieksplor atau ditelusuri sebagai suatu data,” ujarnya.

Sebelumnya anggota penyelam Komando Pasukan Khas (Kopaska) dan Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) Komando Armada (Koarmada) TNI-AL menemukan alat perekam audio milik pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, pada beberapa waktu lalu. Berdasarkan informasi, pasukan khusus TNI-AL itu menemukan CVR kemarin sekitar pukul 09.10 WIB pada kedalaman laut sekitar 30 meter.

Penemuan CVR itu diharapkan membuka tabir penyebab kecelakaan pesawat yang menewaskan 181 penumpang dan delapan awak pesawat itu.

Sebelumnya Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT)  menyatakan analisis investigasi kecelakaan pesawat Lion Air PK-LQP itu  bisa berbeda apabila kotak hitam atau CVR ditemukan meng­ingat adanya data tambahan di dalamnya. Dalam temuan terdahulu KNKT menyatakan adanya tarik-menarik kendali antara sistem otomatis dan sistem manual dikendalikan pilot yang disebabkan kerusakan sensor angle of attack (AoA). (Ant/E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya