Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
JEMBATAN gantung merupakan infrastruktur penting lantaran berfungsi menghubungkan antar desa sehingga mampu meningkatkan konektivitas dan mobilitas masyarakat dan barang.
Atas dasar itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) terus membangun jembatan gantung yang sesuai dengan tingkat kemanan dan kenyamanan yang baik untuk menggantikan jembatan-jembatan kayu atau yang kerap disebut 'Indiana Jones'.
Sejak 2015 hingga 2018, Kementerian PU-Pera telah membangun 164 jembatan gantung dan pada tahun ini direncanakan akan direalisasikan lagi sebanyak 166 jembatan baru yang tersebar di seluruh Tanah Air.
“Masih dibutuhkan ribuan jembatan gantung agar tidak ada lagi jembatan yang membahayakan, tidak memenuhi standar. Kita harapkan ke depan tidak ada lagi anak-anak yang harus bergelantungan seperti Indiana Jones untuk bersekolah," ujar Menteri PU-Pera Basuki Hadimuljono melalui keterangan resmi, Senin (14/1).
Baca juga: Jembatan Gantung di Pacitan Resmi Berdiri, Menteri Basuki Tak Ingin Ada Lagi Jembatan Indiana Jones
Dua contoh jembatan gantung yang rampung pada 2018 ialah Jembatan Gantung Banjarsari II dan Kendungbendo. Keduanya terletak di di Pacitan, Jawa Timur, pada tahun 2018 telah rampung dikerjakan oleh Kementerian PUPR melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VIII Jawa Timur-Bali.
Kedua jembatan tersebut menggantikan jembatan antardesa yang hanyut diterjang banjir besar pada Desember 2017 silam.
Jembatan Gantung Banjarsari II dan Kendungbendo dibangun dengan panjang 120 meter dan lebar 1,8 meter.
Pembangunan kedua jembatan dilakukan dalam satu paket kontrak dengan total biaya sebesar Rp6,08 miliar yang bersumber dari APBN 2018
Masa konstruksi dimulai sejak Agustus 2018 dan rampung pada Desember 2018 dengan PT Cahaya Agung Perdana Karya selaku kontraktornya. Konstruksi yang digunakan tipe rigid dan hanya dapat dilalui pejalan kaki serta kendaraan roda dua.
Jembatan Gantung Banjarsari II menghubungkan Desa Banjarsari dengan Desa Semanten, Pacitan. Sementara Jembatan Kendungbendo menghubungkan 3 dusun di Desa Kedungbendo dengan Kota Kecamatan Arjosari.
"Keberadaan jembatan gantung sangat membantu masyarakat karena geografis wilayah Indonesia yang memiliki banyak gunung, lembah dan sungai. Secara fisik, kondisi ini terkadang memisahkan lokasi tempat tinggal penduduk dengan berbagai fasilitas pelayanan publik seperti sekolah, pasar, dan kantor pemerintahan," jelas Basuki.
Jembatan gantung dirancang secara matang, mulai dari pemilihan material hingga penerapan teknologi yang berkualitas. Penggunaan material jembatan gantung seperti baja, kabel, dan baut juga menggunakan produk lokal dalam negeri yang dibuat di Indonesia. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved