Headline
Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.
Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.
Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.
PRESIDEN Republik Indonesia Joko Widodo mengakui masih ada masalah yang belum terselesaikan dalam hal produksi beras.
Persoalan itu pula yang lantas membuat pemerintah melalui Perum Bulog masih harus melakukan impor sebanyak 1,8 juta ton sepanjang tahun lalu.
"Ya itu masalah produksi ya. Produksi kalau memang tidak cukup ya harus ditutup dengan kegiatan impor. Kalau tidak, harga pasti akan naik," ujar Jokowi saat mengunjungi Gudang Bulog Divisi Regional Jakarta dan Banten di Kelapa Gading, Jakarta, Kamis (10/1).
Dengan adanya impor tersebut, lanjutnya, masalah produksi yang minim kini bisa teratasi.
Stok di seluruh gudang Perum Bulog, pada akhir Desember 2018, mencapai 2,1 juta ton. Sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya yang biasanya hanya menyisakan persediaan tidak sampai 1 juta ton pada penghujung tahun.
Baca juga: Jokowi Tinjau Stok Beras Bulog
"Ini stok yang memang besar. Kalau kita lihat dulu, kalau sudah Desember pasti tidak segini. Ini sekarang masih banyak sekali. Oleh sebab itu, stok ini harus kita pakai untuk menjaga agar harga beras bisa sedikit turun," tuturnya.
Perum Bulog, sejak akhir tahun, memang sudah gencar melakukan operasi pasar. Kegiatan itu pun membuat harga beras stabil di pasar.
Bahkan, saat akhir tahun, periode ketika harga pangan cenderung naik lantaran tingginya permintaan seiring perayaan Hari Raya Natal dan Tahun Baru, harga beras juga tidak mengalami lonjakan.
"Sekarang trennya sudah turun walaupun baru Rp50. Itu turun karena Bulog juga terus melakukan operasi pasar besar-besaran untuk memberikan suplai kepada pasar-pasar yang membutuhkan, kepada masyarakat yang membutuhkan," lanjut presiden.
Bulog pun diinstruksikan untuk terus melakukan intervensi dengan mengguyur pasar dengan stok yang ada hingga panen raya tiba.
Dengan stok yang melimpah pula, Bulog kini bisa membungkam para spekulan di pasar sehingga tidak akan ada pemain-pemain yang bisa memainkan harga.
"Kalau stok Bulog banyak, akan ada keyakinan kepada pasar. Kita bisa memberikan keyakinan kepada masyarakat bahwa setiap saat diperlukan, Bulog siap stoknya. Karena biasanya kalau stok sedikit, itu akan banyak spekulasi dari pasar. Yang bermain-main dengan harga. Sekarang kita tunjukkan bahwa stok itu ada dan memang banyak," tegasnya. (OL-2)
Bulog Surakarta menyatakan sangat mencukupi, karena stok di gudang se-Solo Raya saat ini mencapai 82 ribu ton lebih.
STOK beras di gudang Bulog akhirnya menembus 4 juta ton yang berhasil tercapai pada 29 Mei 2025. Dari jumlah itu 2,4 juta ton di antaranya berasal dari serapan gabah/beras produksi domestik.
PERUM Bulog mencatat serapan gabah dan beras menembus lebih dari 2,1 juta ton per Mei 2025. Bulog memastikan kualitas beras Cadangan Beras Pemerintah (CBP) tetap terjaga
petani merasa senang karena Bulog menerima GKP dengan harga baik, yakni Rp6.500 per kilogram.
PERUM Bulog telah menyerap 2.023.063 ton beras dari petani lokal. Serapan itu disebut merupakan angka tertinggi sepanjang Januari–Mei selama 58 tahun berdirinya Bulog.
Ia menjelaskan, gabah yang diserap diwujudkan untuk bantuan pangan pada masyarakat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved