Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

Tahun Depan Konsumsi Semen Kembali Tumbuh

Anshar Dwi Wibowo
28/9/2015 00:00
Tahun Depan Konsumsi Semen Kembali Tumbuh
(ANTARA)
SETELAH mengalami kelesuan dalam beberapa tahun terakhir, industri semen nasional kembali bergairah. Ditandai dengan mulai meningkatnya konsumsi semen nasional yang banyak terserap dalam proyek-proyek infrastruktur dan properti.

"Saya yakin insha Allah tahun depan kalau infrastruktur jalan mulai Februari, minimum 5% (pertumbuhan konsumsi) akan tercapai," ujar Ketua Umum Asosiasi Semen Indonesia Widodo Santoso usai bertemu Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (28/9).

Widodo menuturkan penjualan semen pada Agustus 2015 mulai memperlihatkan lonjakan yang meningkat cukup tinggi yakni 17,8%. Dibandingkan semestar I 2015, penjualan semen sempat turun sebesar 439,86 ribu ton atau minus 1,6% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Tren peningkatan diprediksi akan terus berlanjut selama triwulan IV 2015 dengan rata-rata pertumbuhan 5%. Secara total, estimasi penjualan semen pada 2015 diperkirakan tumbuh sekitar 2%.

Sejatinya penjualan pada 2015 masih lebih kecil dari tahun-tahun sebelumnya. ASI mencatat, pada 2011 permintaan semen nasional tumbuh 17,5%, lalu turun menjadi 14,3% pada 2012, 5,8% pada 2013, dan 3,3% pada 2014. Meski begitu, proyek-proyek infrastruktur pemerintah dan pengembangan properti seperti proyek sejuta rumah akan mengerek naik konsumsi semen nasional.

Hal tersebut diamini Direktur Utama PT Semen Indonesia Suparni. Menuurutnya, pada Agustus dan September 2015 kenaikan permintaan sangat dirasakan perseroan. Semua anak perusahaan Semen Indonesia yakni PT Semen Padang, PT Semen Gresik, dan PT Semen Tonasa sudah kembali berjalan dalam kapasitas normalnya.

"Tidak ada lagi pabrik yang di stop atau idle karena kekurangan permintaan pasar," ucapnya.

Suparni menuturkan, hal yang menjadi pemicunya ialah realisasi proyek-proyek infrastruktur pemerintah seperti jalan tol Bakauheni-Tebanggi Besar, Ciawi-Sukabumi, Bekasi-Cawang-Kampung Melayu, dan proyek-pryek lain bai di Pulau Jawa maupun di luar Jawa. Situasi tersebut tercermin dalam lonjakan penjualan semen curah PT Semen Gresik dari yang biasanya 24%-25% menjadi 32% dari total penjualan pada Agustus 2015.

"Saya kira ini start yang sudah baik dan biasanya infrastruktur kalau sudah mulai terus itu jadi dan akan disusul yang lain-lain. Tahun depan diharapkan situasinya baik," ujarnya.

Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki mengatakan, komposisi konsumsi semen nasional ialah 75% untuk pembangunan perumahan dan 25% untuk pembangunan infrastruktur. Apalagi dana desa sebesar Rp21 triliun digelontorkan untuk pembangunan infrastruktur desa. Hal tersebut barang tentu mendorong peningkatan konsumsi yang menjadi indikator mulai bergeraknya pembangunan dan daya beli masyarakat.

"Penting disampaikan di tengah ekonomi lesu, ternyata dari indikator semen, pembangunan mulai bergerak dan daya beli masy mulai menguat," tuturnya.(Q-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya