Saatnya Pengusaha Tiongkok Berinvestasi di Indonesia
Raja Suhud VHM
26/9/2015 00:00
()
Sebanyak tiga ribu pengusaha asal Tiongkok berkumppul di Bali. Mereka merupakan calon investor potensial untuk berinvestasi di Indonesia.
Ketua MPR Zulkifli Hasan mengatakan bahwa saat ini adalah saat yang tepat bagi investor aing untuk berinvestasi di Indonesia. Iklim investasi yang terus diperbaiki dan semakin matangnya proses demokratisasi di Indonesia menjadi jaminan keamanan berinvestas di Indonesia.
Ditambah dengan tingginya jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 250 juta, maka Indonesia merupakan negara yang paling menguntungkan bagi pengusaha bila ingin berinvestaasi sekarang.
“"Stabilitas politik Indonesia dengan demokrasi yang semakin matang, yakinlah investasi di Indonesia sangat aman," kata Zulkifli Hasan kepada pengusaha Tiongkok dalam sambutan pada konferensi pengusaha Tiongkok se-dunia ke 13 (The 13th World Chinese Entrepreneurs Convention) di Nusa Dua, Bali, Sabtu (26/9)
Hadir dalam pertemuan itu para pengusaha asalh Tiongkok itu sekitar 3.000 pengusaha Tiongkok dari 20 negara. Pertemuan itu juga dihadiri presiden kelima Megawati Soekarnoputri, Menkopolhukam Luhut Binsar Panjaitan, Menhub Ignatius Jonan, Menteri PAN dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi, Wakapolri Jend Budi Gunawan, Kepala BNN Budi Waseso serta Kabareskrim Anang Iskandar.
Zulkifli mengakui bahwa Indonesia sedang mengalami perlambatan ekonomi. Namun pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berada pada kisaran 4 - 5% relatif masih tinggi dan tetap menjanjikan. "Sekaranglah saatnya yang paling tepat untuk melakukan investasi di Indonesia," kata Zulkifli yang juga Ketua Umum PAN itu.
Banyak sektor yang bisa dikerjasamakan, seperti pembangunan infrasuktur yang sedang dilakukan pemerintah antara lain pelabuhan. Ia juga berharap pengusaha Tiongkok merelokasi manufaktur (pabrik) berteknologi menengah ke Indonesia bekerja sama dengan pengusaha lokal.
Megawati Soekarnoputri dalam sambutannya menyampaikan bahwa Indonesia membutuhkan investor untuk membangun berbagai proyek di Indonesia. Saat menjadi presiden, ia membuka kembali hubungan dengan Tiongkok yang sempat beku..†dengan negara kami yang luas maka kami tidak bisa membangun negara ini sendiri sehingga perlu ada investor termasuk investor dari Tiongkok," ujarnya.
Ketua Umum Persatuan Pengusaha Tionghoa Indonesia (Perpit) Kiki Barki mengatakan bahwa keberadaan pengusaha asal Tiongkok memilik makna strategis. Jumlah mereka sangat besar hingga mencapai 60 juta orang.Mereka memegang aset hingga US$15 triliun.
“Kami yakin kehadiran mereka akan memberikan arti penting bagi pembangunan nasional. Sebab para peserta yang datang adlah para pengusaha yang memiliki modal, pengalaman, dan jaringan bisnis yang luas,†kata Kiki yang juga mejadi Ketua Panitia WCEC ke 13 itu.
Ketua Kadin Tiongkok Wang Qin Min mengatakan, pihaknya mengucapkan terima kasih kepada pemerintah yang telah mendukung kegiatan konferensi sehingga terselenggara dengan baik dan lancar.(Q-1)