Zaman semakin modern, semakin canggih dengan kemajuan teknologi informasi. Sebagai dampaknya banyak tuntutan yang muncul untuk pelaku industri jasa terutama keuangan.
"Kita memang ada corporate plan menuju digital banking, pengembangan teknologi informasi jadi kunci yang perlu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan," ungkap Direktur Operasional dan Teknologi Informasi Bob T Ananta dalam perayaan simpatik Hari Pelanggan Nasional di Monumen Nasional, Jakarta, Minggu (6/9).
Beberapa perubahan diakuinya dalam proses pengkajian baik dari sisi arsitekturnya maupun dari sisi keamanannya.
Bagi Bob perbaikan dilakukan dengan tujuan penuh untuk memberikan nasabah solusi transaksi lebih mudah dan cepat. Keuntungan juga didapat dari bank karena dengan memaksimalkan digital banking maka biaya oprasional akan lebih kecil alias efisien.
Terkait investasi, Bob menyatakan itu diarahkan sesuai prioritasnya. Sejak dua tahun lalu Bob melihat transaksi elektronik sudah meningkat dua kali lipat ketimbang transaksi konvensional.
"Transaksi memang sudah ada pergeseran dari konvensional ke e-channel," tambahnya. Pengembangan layanan berbasis digital juga dilakukan oleh Bank Central Asia.
Head of Halo BCA, Nathalya Wani Sabu mengatakan setiap harinya pihak Halo BCA melayani kurang lebih 45 ribu nasabah. Dengan operasional 24 jam 7 hari setiap minggunya, Halo BCA berinteraksi dengan nasabah bukan hanya lewat 1500 888 melainkan juga melalui twitter, situs jejaring, video call, dan video banking.
"Paling banyak telepon masuk mengenai permintaan kartu kresit, naik limit, blokir karena kartu hilang, dan pemrintaan informasi," lanjut Wani. Untuk pengaduan, BCA mengaku hanya memiliki porsi 3% dari total nasabah yang dilayani setiap harinya.
Direktur Umum Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera, Ahmad Fauzi Darwis menyatakan pihaknya pasti akan melakukaan inovasi ke arah digital. Walaupun pertumbuhan ekonomi melambat tapi secara umum asuransi masih bertumbuh 26% saat ini.
"Kalau Bumiputera menargetkan pertumbuhan di kisaran 12%," tambah Fauzi. Ekspansi pun masih akan dilakukan oleh Bumiputera dengan menambah agen menjadi dua kali lipat sampai akhir tahun dari totalnya yang sekitar 27 ribu agen.
Head of Marketing Commonwealth Life, Dekih Sofyan Budiman, mengungkapkan pihaknya sudah berusaha melakukan penetrasi asuransi yang masih kecil lewat cara digital. Melalui situs jejaring www.comlife.co.id Commonwealth Life memiliki beberapa fitur untuk dapat terus berinteraksi dengan nasabahnya.
"Kita punya digital financial calculator, yang mana bisa digunakan setiap orang tanpa menjadi nasabah, dengan itu dia bisa menghitung kebutuhan asuransi seperti apa," jelas Dekih. selain itu ada pula permainan dan majalah digital yang tersaji dalam situs tersebut.
Ke depan Commonwealth Life akan memastikan dirinya terhubung dengan twitter, facebook, dan instagram. Investasi yang terbilang cukup banyak tersebut dikatakan Dekih sudah disosialisasikan sejak satu setengah tahun lalu dengan pembaharuan setiap enam bulan sekali.
"Lumayan-lumayan toh itu masuk budget perusahaan tahun berjalan, porsi kecil sekitar 5% dari porsi penjualan nasional," lanjut Dekih. Dia mengakui keberadaan situs itu sudah mendapat tanggapan baik dari segmen masyarakat yang sudah melek asuransi.
Sementara untuk segmen masyarakat yang belum paham pentingnya asuransi, Commonwealth Life tim agensi sudah memiliki program grand Business Opportunity Sales yang akan mengajak masyarakat memiliki asuransi. Selain itu, Commonwealth Life juga mengikuti kegiatan Otoritas Jasa Keuangan dan dewan asuransi untuk terus melakukan sosialisasi. (Q-1)