Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
PT Pupuk Indonesia memproyeksikan nilai ekspor produk mereka pada akhir 2018 nanti dapat menyentuh angka US$650 juta. Proyeksi itu dengan asumsi penjualan 1,588 juta ton pupuk dan 630 ribu ton amonia.
Direktur Utama PT Pupuk Indo-nesia Aas Asikin Idat menyampaikan sampai dengan September 2018, ekspor pupuk telah mencapai 770 ribu ton dan 439 ribu ton amonia dengan nilai penjualan US$332 juta, atau meningkat 60% jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2017.
“Dengan raihan tersebut, kami optimistis dapat mencapai proyeksi tersebut,” ujarnya saat ditemui di kantor PT Pupuk Kalimantan Timur, Bontang, Sabtu (27/10).
Meski demikian, menurut dia, prioritas utama perusahaan tetap untuk memenuhi kebutuhan sektor tanaman pangan dalam rangka penugasan public service obligation (PSO).
Dengan begitu, pihaknya akan selalu memenuhi kebutuhan stok pupuk dalam negeri sebelum melakukan penjualan ekspor. “Intinya Pupuk Indonesia akan mementingkan kebutuhan dalam negeri terlebih dahulu. Izin ekspor hanya bisa keluar jika kebutuhan dan stok dalam negeri sudah aman,” ungkapnya.
Hingga September 2018, penjualan pupuk yang diproduksi oleh perusahaan pelat merah itu mencapai 8,956 juta ton, atau meningkat 7% jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2017.
Penjualan itu terdiri dari dari 6.633.982 ton pupuk bersubsidi, 770 ribu ton pupuk yang diekspor, serta 1,552 juta ton pupuk non subsidi.
Aas pun mengklaim kinerja produksi Pupuk Indonesia lebih baik jika dibandingkan dengan 2017. Saat ini total produksi pupuk meningkat 12%, yakni 5.645 juta ton untuk semua jenis pupuk serta 4,346 juta ton untuk produksi amonia.
Ia menuturkan pihaknya juga melakukan efisiensi pemakaian bahan baku gas dalam proses produksi. Saat ini rasio konsumsi gas yang digunakan proses poduksi mencapai 28,5 MMBTU per ton, lebih rendah jika dibandingkan dengan 2017.
“Ini artinya pabrik-pabrik kami berjalan lebih baik dan efisien sehingga bisa menghemat bahan baku. Penghematan ini berimbas pada harga pokok produksi dan mengurangi beban subsidi pemerintah,” ujarnya.
Pasar global
Pada kesempatan sama, Direktur Pemasaran PT Pupuk Indonesia (persero) Achmad Tossin Sutawikara menuturkan dalam hal mencapai nilai ekspor produk akhir tahun ini, pihaknya akan melakukan strategi, yakni menyesuaikan nilai jual harga pupuk di pasar global.
Nantinya, perseroan akan melihat fluktuatif harga pasar serta memilih waktu yang tepat untuk menjual produk pupuk mereka. Adapun untuk kisaran harga saat ini pihaknya mematok US$320-US$325 per ton.
Untuk wilayah target pasarnya, Achmad menuturkan negara dengan pangsa terbesar yang tengah dilirik ialah India. “Pasar terbesar itu India, lalu Vietnam, Filipina, Australia sebagian, dan New Zealand. Itu negara yang kami istilahkan niche, yaitu negara yang di sana para pesaing tidak masuk dan kalaupun masuk harganya tinggi,” tutupnya. (E-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved