Headline

BANGSA ini punya pengalaman sejarah sangat pahit dan traumatis perihal kekerasan massal, kerusuhan sipil, dan pelanggaran hak asasi manusia

Kinerja Ekspor Sawit Semester Pertama Menurun

Andhika Prasetyo
27/7/2018 14:05
Kinerja Ekspor Sawit Semester Pertama Menurun
Buruh pelabuhan menurunkan muatan berupa minyak kelapa sawit mentah di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara(MI/SUSANTO)

KINERJA ekspor minyak sawit Indonesia pada semester pertama 2018 tertekan. Volume ekspor minyak sawit Indonesia, baik minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO), palm kernel oil (PKO), dan turunannya termasuk oleochemical serta biodiesel tercatat hanya mampu mencapai 15,30 juta. Angka tersebut turun 2% dibandingkan capaian periode yang sama di tahun lalu. Kala itu, volume ekspor mencapai 15,62 juta ton.

"Selama semester pertama 2018, kinerja ekspor minyak sawit mentah dan turunannya ke beberapa negara tujuan utama seperti India kurang menggembirakan. Ekspor semester pertama ke India merosot hingga 34% yakni dari 3,74 juta ton pada semester pertama 2017 menjadi 2,50 juta ton pada periode yang sama tahun ini," ujar Direktur Eksekutif Gapki Mukti Sardjono melalui keterangan resmi, Jumat (27/7).

Ia mengatakan pasar India tergerus karena pemerintah setempat menerapkan bea masuk yang tinggi untuk komoditas minyak sawit. Alasannya untuk melindungi industri refinery di 'Negeri Bollywood' tersebut.

Selain India, penurunan juga terjadi di Uni Eropa. Hanya saja, perkumpulan negara Benua Biru itu menggunakan isu deforestasi yang berujung pada kebijakan penghapusan biofuel berbasis pangan untuk mengurangi volume impor minyak sawit.

Pada semester pertama tahun ini, Uni Eropa membukukan permintaan sebesar 2,39 juta ton atau turun 12% dari periode yang sama di 2017 yang mencapai 2,71 juta ton.

Di sisi hulu, produksi minyak sawit Indonesia sepanjang semester pertama 2018 mencapai 22,32 juta ton. Angka itu menunjukkan peningkatan 23% dibandingkan produksi periode yang sama pada tahun lalu yang hanya sebesar 18,15 juta ton.

“Meningkatnya produksi tahun ini karena faktor cuaca yang mendukung dan pengaruh El Nino yang sudah mulai hilang,” pungkas Mukti.(OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya