Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Manis Kurma Merekah di Ramadan

Ghani Nurcahyadi
08/6/2018 02:00
Manis Kurma Merekah di Ramadan
(ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

SALAH satu panganan favorit umat muslim Indonesia di bulan Ramadan ialah kurma. Buah asal Timur Tengah tersebut selain dipercaya mengembalikan stamina setelah berpuasa seharian penuh, juga merupakan sunnah yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW.

Sulis, 32, penjaga toko kurma Mekah di Blok F Pasar Tanah Abang, Jakarta, mengatakan, salah satu varian kurma yang banyak diburu ialah Kurma ajwa atau 'kurma Nabi', yang dipercaya menjadi jenis kurma yang dikonsumsi Nabi Muhammad SAW di masa lalu. Meski harganya tergolong paling mahal, yaitu Rp280 ribu/kg, peminatnya tak pernah sepi. Varian kurma berikutnya yang juga sering dicari ialah kurma ruthab yang dibanderol Rp90 ribu/kg.

Meski penjualan kurma di tokonya relatif meningkat di bulan Ramadan, ia mengakui kenaikannya tidak setinggi saat musim haji atau momen menjelang perayaan Idul Adha berlangsung. "Kebanyakan beli sambil lewat saja. Kalau musim haji, baru banyak yang ke Tanah Abang mencari kurma, biasanya sih yang akan berangkat haji. Bukan cuma dari Jakarta saja yang cari, (pembeli) dari luar Pulau Jawa juga ada," katanya di Jakarta, Kamis (7/5).

Hendro, 28, pedagang kurma eceran di selasar Blok F Pasar Tanah Abang juga mengamini peningkatan penjualan tertinggi terjadi saat musim haji. Namun, berdekatannya bulan Ramadan dengan musim haji tahun ini serta kesukaan umat muslim Indonesia terhadap kurma, ikut mendongkrak penjualan selama bulan puasa. "Pendapatan harian di bulan puasa bisa naik sampai dua kali lipat. Kalau orang (hari) biasa beli 0,25-0,5 kg, bulan puasa belinya sampai 1 kg, bahkan lebih," tandasnya.

Di salah satu toko kurma di kawasan Blok C pasar Tanah Abang, kurma mesir dibanderol mulai dari Rp50 ribu/kg. Ada juga kurma ajwa seharga Rp350 ribu/kg, kurma sukari Rp120 ribu/kg, dan kurma tunisia Rp100 ribu/kg.

Karena harganya yang cukup terjangkau, kurma sukari dan Kurma tunisia termasuk yang laris manis selama Ramadan ini. Hal tersebut juga diungkapkan Ujang, seorang konsumen yang ditemui Media Indonesia di sana. "Saya beli kurma tunisia enam kilo untuk buka bersama," kata dia.

Namun, larisnya kurma tidak serta-merta melejitkan omzet. Menurut Abdurrahman, sang empunya toko, omzet per hari tidak menentu, bahkan cenderung turun dari tahun sebelumnya. "Kadang sampai Rp5 juta-Rp40 juta, atau mungkin kurang. Tahun ini sebenarnya (omzet) turun sampai 50%. Pelanggan berkurang karena stok yang mereka mau sering habis dan beralih ke tempat lain," ucap Abdurrahman.

Di samping pasar fisik, penjualan kurma beberapa tahun terakhir juga marak lewat pasar daring. Renata, 31, mengaku lebih suka membeli lewat market place. "Saya biasa beli kurma segar lewat internet, enggak pakai ribet. Sepanjang tahun ada, enggak mesti saat Ramadan," kata dia.

Kebiasaan memakan kurma dimulainya sejak hamil tahun lalu dan berlanjut setelah kini ia menyusui bayinya. "Entah sugesti atau bagaimana, tapi ASI saya rasanya lebih banyak kalau habis makan kurma. Kadang saya jadikan minuman, campur dengan susu," tuturnya.

Selama ini, Renata belum pernah mendapatkan kurma berkualitas buruk. Kiatnya ialah dengan memilih seller berkualitas, antara lain ditandai dengan testimonial pembeli lain dan rating bintang. "Mesti rajin baca testimonial toko bersangkutan. Kalau banyak yang komplen, biarpun murah, saya enggak berani." (S-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya