Headline
DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.
DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.
PT PayTren Aset Manajemen (PAM) meluncurkan PayOR (PayTren Online Reksadana), yaitu sistem untuk melaksanakan transaksi reksadana syariah.
Direktur Utama dan CEO PT PayTren Aset Manajemen (PAM), Ayu Widuri di Jakarta, Selasa (5/6), mengatakan fitur ini diciptakan untuk memudahkan calon investor terutama individual yang akan menjadi investor Reksadana Syariah PAM.
Fitur itu dilengkapi dengan akses langsung ke Kementerian Dalam Negeri, Direktorat Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) dalam proses verifikasi data calon investor, yang membuat PayOR dapat memproses data investor untuk mendapatkan Single Investor Identification Number ke PT Kustodian Sentrak Efek Indonesia (KSEI) menjadi lebih cepat.
Dengan menu pengisian data registrasi calon investor yang juga sangat simpel, membuat proses registrasi dan transaksi investor sangat mudah digunakan (user friendly).
"Kami melihat bahwa kesadaran Masyarakat Pemodal mengenai Investasi Syariah sedang tumbuh pesat, hal ini dapat dilihat dari rata-rata tahunan pertumbuhan Dana Kelolaan Reksa Dana Syariah selama 10 tahun terakhir sejak Juni 2007 tumbuh hampir 2 (dua) kali lipat pertumbuhan rata-rata tahunan Dana Kelolaan Reksa Dana non Syariah," jelas Ayu Widuri.
Komisaris Utama PayTren Yusuf Mansyur mengatakan hadirnya uang elektronik ini diharapkan memudahkan masyarakat untuk membeli Reksadana. Mereka menyasar investor ritel dengan setoran terjangkau Rp100 ribu.
"Target kami beriringan dengan Paytren Payment Gateway. Kita menargetkan pertumbuhan dananya Rp20 triliun-Rp30 triliun. Ketika penggunanya mencapai 10 juta," jelas Ustaz Yusuf Mansyur.
Dengan ada uang elektornik dan diluncurkannya reksadana ini diharapkan jumlah uang tersebut tidak hanya digunakan untuk bertansakasi pembayaran tapi juga disisihkan untuk membeli Reksadana.
"Kalau bisa dapat 10 persennya akhir tahun ini, berarti sudah ada Rp3 triliun yang bukan datang dari pendana besar melainkan dari masyarakat kecil yang Rp100 ribuan per orang, Rp500 ribuan sampai Rp1 juta. Kami akan tunggu 1-2 bulan dari saat ini," tukas Yusuf.
Target pengelolaan sendiri , kata dia baru digodok ulang. Sebab, kemarin ada beberapa syarat yang harus kami sesuaikan sehingga belum berjalan sesuai dengan apa dengan OJK , BI,dan KSEI. Dia berharap bisa merapat bersama organisasi keagamaan seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama.
"Seperti yang kami harap, uang masyarakat tidak habis dengan bayar pulsa, makan, listrik, belanja, barang kebutuhan ataupun yang sifatnya konsumtif melainkan para mitra pengguna paytren ataupun masyarakat luas yang memiliki paytren e-money bisa punya kebiasaan nabung saham dan beli Reksadana," tukas Yusuf. (A-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved