Headline

Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.

Fokus

Penipuan online makin marak menjerat masyarakat.  

Pacu Kendaraan Listrik, Indonesia Mesti Kuasai Teknologi Baterai

Erandhi Hutomo Saputra
25/5/2018 21:20
Pacu Kendaraan Listrik, Indonesia Mesti Kuasai Teknologi Baterai
(Ilustrasi--thinkstock)

KEMENTERIAN Perindustrian (Kemenperin) mempertanyakan sikap pelaku industri kendaraan listrik yang justru tidak mempersoalkan impor baterai untuk mengembangkan kendaraan listrik secara masif.

Kasubdit pada Ditjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (Ilmate) Kemenperin Togu Sihombing mengatakan, jika impor baterai dibuka secara masif maka tidak ada bedanya antara kendaraan konvensional dengan mesin pembakaran dalam (internal combustion engine/ICE) dan kendaraan listrik.

Padahal, kata Togu, pemerintah ingin menguasai teknologi baterai yang merupakan bagian kritis dari kendaraan listrik. "Kita tidak mau hanya jadi tukang rakit," ujar Togu saat berbincang di Kantor Kemenperin Jakarta, Jumat (25/5).

Bahkan, lanjut dia, jika baterai dibiarkan impor, industri kendaraan listrik ke depan tidak akan lebih baik daripada kendaraan konvensional. Pasalnya saat ini 80% komponen di kendaraan konvensional sudah diproduksi di dalam negeri.

"Kalau ada keinginan mau masukkan (impor baterai) itu kita juga tidak masalah, tapi yang pasti masyarakat kita sudah jeli ini suku cadangnya ketersediaan dari mana," ucapnya.

Keinginan pemerintah agar pabrik baterai tersedia di dalam negeri, karena sebesar 50% dari harga kendaraan listrik berasal dari baterai. Sehingga apabila pabrik baterai tersedia di dalam negeri, harga kendaraan listrik bisa setara dengan kendaraan konvensional.

"Berdasarkan kajian LPM UI dan LPM UGM perbandingan hybrid dan konvensional itu Rp30-40 juta, kalau pabriknya ada di sini harga kendaraan listrik bisa sama dengan konvensional," tukasnya.

Menurut Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Putu Juli Ardika, dalam road map kendaraan listrik, Kemenperin telah menetapkan industri pendukung seperti pabrik baterai sudah tersedia pada 2022.

"Kita sedang siapkan industri pendukungnya seperti baterai, sekarang lagi mendorong kerja sama antara Posco Energy dengan Antam (bangun pabrik baterai) berbahan baku nikel," ucapnya.

Selain mendorong Antam dan Posco Energy, Kemenperin juga sudah menawarkan pembangunan pabrik baterai kepada investor asal Tiongkok dan Korea Selatan. (X-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ahmad Punto
Berita Lainnya