Headline
Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan
Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah
KONDISI Suriah kian memprihatinkan setelah koalisi militer Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis melancarkan serangan militer ke negara tersebut pada Sabtu (14/4).
Walaupun perang itu terjadi di belahan bumi lain, ditengarai krisis tersebut juga akan membawa dampak kepada Indonesia.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan harga minyak mentah sangat berpotensi naik hingga melebihi US$80 per barel dalam waktu dekat.
Hal itu tentu akan mempengaruhi subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan listrik di dalam negeri karena saat ini asumsi harga minyak mentah indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) hanya ditetapkan oleh pemerintah sebesar US$48 per barel.
"Konsekuensinya pemerintah harus menambah subsidi BBM dan defisit anggaran terancam melebihi target yang ditetapkan yakni 2,19%," ujar Bhima kepada Media Indonesia, Sabtu.
Di sisi lain, harga minyak mentah yang kian tinggi juga akan mendongkrak harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) dan batubara.
Walaupun situasi tersebut akan menguntungkan Indonesia, diyakini permintaan pasar luar negeri, terutama dari Timur Tengah, akan komoditas unggulan itu akan terganggu karena kondisi kawasan yang sedang tidak kondusif. (OL-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved