Headline

Bansos harus menjadi pilihan terakhir.

Sukuk Global RI Laris Manis Diburu Investor

27/2/2018 07:50
Sukuk Global RI Laris Manis Diburu Investor
(AFP/DANIEL ROLAND)

PEMERINTAH memastikan penerbitan sukuk global senilai US$3 miliar yang terdiri atas dua tenor, yaitu 5 tahun senilai US$1,25 miliar dan 10 tahun senilai US$1,75 miliar.

"Settlement dari sukuk global ini akan dilaksanakan pada 1 Maret 2018," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebagaimana dikutip dari Antara, di Jakarta, kemarin.

Sri Mulyani menjelaskan sukuk global dengan format reg S/144A Trust Certificates yang seterusnya disebut sukuk wakalah ini masing-masing akan jatuh tempo pada 1 Maret 2023 dan 1 Maret 2028.

Sukuk wakalah yang telah ditetapkan harganya pada 22 Februari 2018 juga mempunyai imbal hasil sebesar 3,75% untuk tenor 5 tahun dan 4,4% untuk tenor 10 tahun.

Penerbitan sukuk itu berhasil memanfaatkan momentum setelah terjadinya volatilitas tinggi di pasar modal global yang didorong ekspektasi inflasi AS dan peningkatan suku bunga The Fed pada awal Februari 2018.

Sri Mulyani menambahkan, setiap seri sukuk global ini telah diberi peringkat Baa3 oleh Moody's Investors Service, BBB oleh S&P Global Ratings, dan BBB oleh Fitch Ratings.

"Sukuk ini dari tiga rating agency mendapatkan peringkat investment grade," ujar mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini.

Menurut rencana, sukuk wakalah tersebut akan didaftarkan pada Bursa Saham Singapura (Singapore Stock Exchange) dan NASDAQ Dubai.

Sri Mulyani mengatakan sukuk wakalah dengan tenor lima tahun merupakan penerbitan green sukuk untuk pertama kalinya yang dilakukan oleh pemerintah berdaulat guna memperkuat komitmen terhadap pendanaan hijau yang ramah lingkungan.

Transaksi sukuk global juga didukung order book global dengan kualitas yang baik, yang berarti memperlihatkan adanya ketahanan pasar sukuk, serta menunjukkan kuatnya minat investor terhadap penerbitan obligasi ini.

"Total kita mendapatkan order book ini US$7 miliar. Untuk tenor lima tahun sebanyak US$3 miliar dan tenor 10 tahun sebanyak US$4,2 miliar. Kita ambil US$3 miliar dari order book," kata Sri Mulyani.

Sukuk wakalah dengan tenor lima tahun telah didistribusikan kepada 32% investor syariah di Timur Tengah dan Malaysia, 25% di Asia kecuali Indonesia dan Malaysia, 18% di AS, 15% di Eropa dan 10% di Indonesia.

Sementara itu, sukuk wakalah dengan tenor 10 tahun telah didistribusikan kepada 32% investor syariah di Eropa, 24% di Timur Tengah dan Malaysia, 22% di AS, 12% di Asia kecuali Indonesia dan Malaysia, serta 10% di Indonesia.

Berdasarkan jenis investor, sukuk wakalah dengan tenor lima tahun ialah 40% untuk bank, 29% untuk reksa dana, 20% untuk bank sentral dan sovereign wealth fund, 10% untuk perusahaan asuransi dan dana pensiun, serta 1% untuk private bank.

Jenis investor untuk sukuk wakalah dengan tenor 10 tahun ialah 47% untuk reksa dana, 39% untuk bank, 7% untuk bank sentral dan sovereign wealth fund, 6% untuk perusahaan asuransi dan dana pensiun, dan 1% untuk private bank.

Yang bertindak sebagai joint lead managers dan joint bookrunner untuk transaksi itu ialah Abu Dhabi Islamic Bank PJSC, Citigroup (B&D), CIMB, Dubai Islamic Bank PJSC, dan HSBC (juga bertindak sebagai Green Structuring Advisor).

Sementara itu, PT Bahana Sekuritas, PT Danareksa Sekuritas, dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia ikut bertindak sebagai co-managers. (E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya