Headline

Bansos harus menjadi pilihan terakhir.

Pasar Dagang Elektronik makin Percaya Diri

Ghani Nurcahyadi
26/2/2018 08:55
Pasar Dagang Elektronik makin Percaya Diri
(THINKSTOCK)

PERLAHAN tapi pasti, konsumen terus mengalihkan pemenuhan kebutuhannya melalui platform e-commerce. Konsumen semakin percaya diri dengan membelanjakan uang lebih banyak melalui berbagai platform yang ada.

Laporan tahunan yang dikeluarkan We Are Social menunjukkan persentase masyarakat Indonesia yang membeli barang dan jasa secara daring dalam kurun waktu satu bulan di tahun lalu mencapai 41% dari total populasi. Ini berarti ada peningkatan signifikan dari tahun sebelummya yang tercatat 26%.

Survei terbaru yang diakukan platform Shopback terhadap 1.000 responden di Indonesia untuk melihat pola berbelanja daring masyarakat menunjukkan sebanyak 70,2% responden mengaku keberadaan toko daring ikut memengaruhi pola belanja mereka dengan lebih sering menggunakan jasa tersebut.

"Yang menarik lagi, 83,1% responden mengaku pernah ke toko biasa untuk melihat barang, tapi kemudian membelinya lewat toko daring karena menawarkan banyak promo diskon dan program lain," kata Country General Manager Shopback Indonesia, Indra Yonathan.

Di sisi lain, volume pembelian individu di toko daring terus meningkat setiap tahun. Hal itu setidaknya diungkapkan Co-Founder dan Chief Financial Officer Bukalapak Muhammad Fajrin Rasyid. Pembeli bahkan semakin nyaman dengan membeli barang yang lebih mahal dan lebih besar.

"Kami punya pengguna Bukalapak yang pada 2012 hanya melakukan 10 kali pembelian dalam setahun. Tapi saat ini sudah mencapai 50 pembelian dalam setahun. Kekhawatiran saat baru pertama kali menggunakan platform e-commerce tentu ada di setiap orang, tapi ketika sudah mendapatkan pengalaman yang baik, konsumen akan meningkatkan transaksinya," katanya di Jakarta, Kamis (22/2).

Imbas

Tidak mengherankan sekarang mulai banyak wirausaha muda yang berani membuka platform e-commerce. Sebut saja Wusda Hetsa, Founder dan CEO Rumahcustom.com dan RG Promosindo. RG Promosindi menjual ribuan produk suvenir didukung dengan 12 website untuk mendukung penjualannya.

"Dalam tujuh tahun berusaha, kami sudah memiliki 2.200 pelanggan perusahaan nasional dan multinasional," ungkap Wusda.

Rumahcustom.com merupakan e-commerce khusus produk kustomisasi.

Untuk proses pengerjaan produksi, pihaknya bermitra dengan ratusan UKM. Nilai penjualan suvenir dalam sebulan dapat mencapai ratusan juta rupiah.

Bahkan, Wusda kini membuka para mitra untuk turut menjual produk suvenir mereka lewat aplikasi pencari rezeki di Rumahcustom.com. "Mereka dapat menjual produk dengan logo sendiri tanpa harus stok," ujarnya.

Maraknya bisnis e-commerce turut mengerek jasa logistik atau pengiriman barang. Eri Palgunadi, Vice President of Marketing JNE, menyebutkan sekitar 60% pengiriman skala individu berasal dari pasar digital. "Pendapatan kami sekitar 20% dari korporat dan 80% dari ritel. Untuk segmen ritel, 60% keuntungan kami disumbangkan melalui marketplace, juga masih ada pengiriman barang dari yang berjualan melalui media sosial," kata Eri.

Karena itu, JNE bekerja sama dengan Bukalapak membuka layanan JTR JNE di platform Bukalapak. Layanan itu memungkinkan pembeli untuk membeli barang besar dengan berat minimal 10 kilogram. (S-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya