Headline

Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.

TOD Cocok untuk Kota Besar

Ghani Nurcahyadi
20/2/2018 03:45
TOD Cocok untuk Kota Besar
(ANTARA FOTO/Bernadeta Victoria)

PENGEMBANGAN kawasan hunian berorientasi transit (transit oriented development/TOD) kini mulai marak dilakukan di sekitar moda transportasi massal.

"Konsep TOD seharusnya bukan saja dikembangkan di Ibu Kota dan sekitarnya, melainkan juga di kota besar lain di Indonesia yang punya kepadatan penduduk tinggi," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di sela-sela seminar internasional bertajuk Infrastructure-led Large Scale Development: TOD, New Town and Affordable Housing yang diselenggarakan International Urban Development Association (INTA) bekerja sama dengan Real Estat Indonesia (REI) dan Urban and Regional Development Institute (URDI) di Jakarta, Rabu (14/2).

Karena itu Menhub meminta pemerintah daerah aktif dalam mengembangkan konsep TOD sebagai salah satu solusi mengurangi kemacetan. Meski demikian, aspek kenyamanan dan aksesibilitas masyarakat dalam mendapatkan hunian berkonsep TOD tersebut juga harus diperhatikan.

"TOD adalah konsep kota masa datang yang menjadikan transportasi massal sebagai andalan. Dengan moda transportasi massal, kemacetan diharapkan akan berakhir. Ini saat yang penting untuk membahas soal TOD karena manfaatnya banyak sekali," kata Budi.

Keseriusan pemerintah dalam mengembangkan TOD, lanjut Budi, sudah dilakukan dengan memberikan petunjuk kepada Jakarta, Surabaya, dan Palembang. Karena itu, kerja sama antarsemua pihak yang berkepentingan--baik swasta maupun BUMN-- diperlukan untuk membangun hunian berkonsep TOD.

Pelaksana Tugas Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Lana Winayanti mengingatkan pengembangan tidak hanya sekadar membangun hunian di sekitar stasiun, tetapi juga pengembangan kawasan secara keseluruhan termasuk sarana penunjang permukiman.

Di sisi lain, Presiden Kehormatan INTA, Budiarsa Sastrawinata mengatakan pembangunan infrastruktur harus juga memikirkan penambahan nilai jangka panjang. Salah satunya melalui TOD. "Ke depan harus ada kebijakan yang jelas mengenai tugas dan tanggung jawab pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam pembangunan ini. Tidak mungkin hanya diserahkan kepada BUMN," ujarnya.

Bangun MRT
Di sisi lain, pendekatan berbeda dilakukan Sinarnas Land yang justru berencana membangun mass rapid transportation (MRT) dari Serpong menuju Jakarta.

CEO Strategic Development and Service Sinarmas Land, Ishak Chandra mengungkapkan, saat ini rencana tersebut masih dalam tahap penjajakan kerja sama dengan PT MRT Jakarta yang saat ini membangun MRT dari Lebak Bulus ke Dukuh Atas.

"Sedang kita jajaki untuk membangun MRT sampai ke Serpong. Hadirnya MRT akan memudahkan akses masyarakat Serpong yang bekerja di Jakarta. Tapi, mungkin belum dalam waktu dekat dibangun," kata Ishak kepada pers di Jakarta, Selasa (13/2).

PT MRT Jakarta sendiri saat ini masih fokus dalam penyelesaian pembangunan tahap pertama MRT Jakarta yang akan beroperasi pada 2019. (S-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya