Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
PEMBANGUNAN proyek kereta cepat Jakarta-Bandung membutuhkan waktu pengerjaan sekitar 32 bulan, terhitung sejak dimulainya pembangunan pada Februari 2018. Itu artinya proyek tersebut diperkirakan rampung pada Oktober 2020. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengungkapkan pembangunan proyek kereta cepat ini memang diperkirakan tidak akan selesai pada akhir 2019 atau meleset dari target waktu yang direncanakan. Hal itu karena masih ada beberapa hal yang jadi kendala, ter-utama soal pembebasan lahan.
“Kalau pembangunan sih mo-lor karena pembebasan lahannya juga telat, dan sampai sekarang ini kan masih banyak pembebasan lahan yang harus diminta persetujuan dari Kementerian Kehutanan,” ujar Rini di Kantor Kementerian Bidang Perekonomian di Jakarta, Senin (19/2).
Menurut dia, proses pembangunan proyek KA cepat sudah mulai land clearing (penyiapan tanah) di Halim Perdanakusuma (Jakarta Timur), yang berarti pengerjaannya mulai berjalan sejak Februari tahun ini. Rini menjelaskan, saat ini pembebasan lahan baru mencapai 55 km, dengan perincian 22 km lahan yang siap dibangun dan 33 km lainnya masih dalam tahap penyiapan lahan (land clearing).
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan sebelumnya mengatakan saat ini pemerintah mempertimbangkan rute kereta cepat Jakarta-Bandung bakal diperpanjang dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Banten) ke Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Kabupaten Majalengka. Nantinya jalur untuk kereta cepat itu diperpanjang hingga 80 kilometer sehingga panjang jalur tersebut mencapai lebih dari 200 kilometer.
Proyek ini digarap PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) yang merupakan konsorsium PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia dengan China Railway International Co. Investasi yang dibutuhkan mencapai US$5,57 miliar. (Tes/E-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved