Headline

Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.

Petani Indonesia Sudah Saatnya Ubah Paradigma Melek Teknologi

MICOM
11/2/2018 22:52
Petani Indonesia Sudah Saatnya Ubah Paradigma Melek Teknologi
(ANTARA FOTO/Dedhez Anggara)

SELURUH petani di Indonesia sudah saatnya mengubah paradigma dengan harus melek teknologi dalam meningkatkan produksi. Selain itu para petani harus bersinergi dengan peneliti dari perguruan tinggi.

Harapan itu dikemukakan Menteri Pertanian Amran Sulaiman di Banjarmasin saat menghadiri pelantikan pengurus Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) wilayah Provinsi, Kabupaten/Kota se-Kalimantan Selatan periode 2017-2022, Sabtu (10/2/2018)

Pelantikan dilakukan oleh Ketua Umum HKT) Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, Sabtu (10/2) di gedung Mahligai Pancasila Kota Banjarmasin.

Pada kesempatan itu Moeldoko kembali menegaskan visi dan misi HKTI adalah sebagai rumah besar bagi petani, dimana petani harus terlindungi dari praktik-praktik yang justru merugikan petani itu sendiri.

Moeldoko juga berpesan kepada pengurus yang baru dilantiknya agar menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya untuk kepentingan petani, nusa bangsa dan negara.

"HKTI harus menjadi solusi bagi setiap permasalahan petani dan pertanian Indonesia. Karena HKTI adalah mitra strategis pemerintah yang jalankan program pro petani. HKTI harus juga menjadi bridging antar institusi, kelembagaan serta pebisnis lokal maupun besar yang menguntungkan petani," kata Moeldoko dalam sambutannya.

Moeldoko juga mengapresiasi kerja keras Menteri Pertanian Amran Sulaiman dalam membawa perubahan di sektor pertanian. Ia menegaskan HKTI siap bersinergi dengan pemerintah dalam menyelesaikan masalah pertanian.

"Langkah apapun kebijakan pemerintah, HKTI berikan dukungan sepenuhnya. Jika ada hal yang merugikan petani, bila perlu HKTI demo di depan kantor Kementan. Tapi saya yakin pak Mentan telah berikan kebijakan yang bisa dirasakan masyarakat banyak," tegas Moeldoko.

Pada kesempatan tersebut, Menteri Amran di depan pengurus HKTI, juga memaparkan pencapaian sektor pertanian selama tiga tahun ini. "Jagung dulu impor 3,6 juta ton, setara Rp10 sampai Rp12 triliun. Kamis sudah mau ekspor lagi ke Filipina," ucap Amran.

Ia mengungkapkan produksi jagung kini berlipat ganda karena kebijakannya diubah. Kesejahteraan petani diutamakan sehingga kini jagung bisa ekspor. Hal ini juga dialami oleh komoditas lainnya seperti bawang merah dan beras.

"Bawang merah juga sudah ekspor. Dulu langganan impor setiap tahun. Sekarang ekpsor keenam negara. Serangan balik dari Indonesia. Beras juga sudah diekspor ke negara tetangga. Sekarang kita tanam (beras) di perbatasan. Jadi tanam, setelah itu tinggal lempar eskpor (ke Papua Nugini). Doakan mimpi besar dapat menguasai negara tetangga," tuturnya.

Menteri Amran memuji peran serta HKTI dalam membantu pemerintah mensejahterakan petani. Menurutnya, HKTI dipimpin Jenderal TNI (Purn) Moeldoko semakin menunjukkan komitmennya membawa sektor pertanian ke arah lebih baik lagi.

"Kami lihat beliau (Moeldoko) ikhlas membantu petani. Sekarang ditakdirkan menjadi Kepala Kantor Staf Kepresidenan," kata Mentan Amran.(OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono
Berita Lainnya