Headline

Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.

Tiga BUMN Ingin Terbitkan Global Bond

Tesa Oktiana Surbakti [email protected]
09/1/2018 02:46
Tiga BUMN Ingin Terbitkan Global Bond
(ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi)

MENTERI Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menyatakan masih ada tiga perusahaan BUMN lagi yang akan menerbitkan global bond setelah PT Jasa Marga sukses menerbitkan Komodo Bond pada Desember 2017.
“Masih ada, mungkin tiga (perusahaan) lagi (yang akan menerbitkan global bond),” kata Rini di Jakarta, senin (8/1). Namun, Rini masih bungkam mengenai tiga perusahaan BUMN yang akan menerbitkan global bond itu. Rini masih enggan menjelaskan secara rinci ke awak media. Ia masih menunggu kesiapan yang dilakukan dengan harapan penerbitan tersebut bisa berjalan sukses. “Saya tidak boleh ngomong sekarang,” tutur Rini sebagaimana dikutip dari Metro­tvnews.com.

Sebelumnya, PT Jasa Marga (persero) Tbk (JSMR) sukses menerbitkan Komodo Bond di London Stock Exchange (LSE). Komodo Bond yang diterbitkan memiliki nilai Rp4 triliun atau setara US$295,7 juta dengan jangka waktu 3 tahun dan kupon mencapai 7,5%.
Dana Komodo Bond yang diterbitkan Jasa Marga di LSE itu akan digunakan untuk mendukung rencana pembangunan infrastruktur di Indonesia dan mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional. Penerbitan melalui LSE itu karena memungkinkan Jasa Marga untuk melakukan diversifikasi lebih lanjut mengenai sumber pendanaan.

Terkait dengan ­aksi pelepasan saham perdana atau IPO perusahaan anak BUMN, Rini masih melihat ada beberapa BUMN yang akan menjalankan pada tahun ini. “Masih kita lihat, mungkin anak-anak BUMN ada yang IPO,” ujar dia. Sementara itu, menyusul keberhasilan Jasa Marga, PT Perusahaan Listrik Negara (persero) (PLN) berencana mengeluarkan surat utang (obligasi) sebagai sumber alternatif pendanaan.

Direktur Utama PLN Sofyan Basir mengatakan pihaknya belum menetapkan nama surat utang senilai US$1 miliar-US$2 miliar atau setara Rp10 triliun-Rp20 triliun itu. Kebutuhan totalnya mencapai US$5 miliar. Menurut dia, serupa Komodo Bond, obligasi global yang diterbitkan itu juga mengacu pada denominasi mata uang rupiah. “Iya kita (mau terbitkan) ‘cacing bond’, biar namanya enggak komodo lagi. Kalau niatnya ada, mudah-mudahan sebelum Juni atau semester I (sudah terbit),” ujarnya di Kantor Kemenkeu, Jakarta, kemarin.

Keterbatasan
Sofyan menambahkan penerbitan obligasi global dengan denominasi rupiah untuk mengantisipasi keterbatasan dalam negeri terutama dari perbankan nasional. Pihaknya ingin menggali penerimaan dari investor asing berupa mata uang rupiah untuk memenuhi kebutuhan pendanaan perseroan, baik investasi maupun operasional.

Di sisi lain, penerbitan obligasi senilai Rp10 triliun-Rp20 triliun sejalan dengan aset PLN yang mencapai Rp1.300 triliun. Terlebih kebutuhan pendana-an perseoran terbilang besar. Sebagai gambaran, nilai proyek ketenagalistrikan yang dikelola PLN selama 5 tahun Rp2.000 triliun. “Meski kita ada plafon, kita mau coba bagaimana penerimaan dari pihak luar dalam rupiah karena size kita besar, mungkin US$1 miliar-US$2 miliar.” (E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya