Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
PEMERINTAH terus berupaya memperbaiki sarana transportasi, khususnya KRL commuter line di wilayah Jabodetabek. Tahun ini, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) selaku operator menargetkan jumlah penumpang hingga 320 juta orang atau meningkat 9,5% jika dibandingkan dengan tahun lalu. Untuk mewujudkan hal tersebut, besaran subsidi kewajiban pelayanan publik (PSO) yang diberikan pemerintah mencapai Rp1,3 triliun. Berkat inovasi, modernisasi, dan perluasan jangkauan, penumpang yang terangkut layanan KRL commuter line sepanjang 2017 mencapai 315 juta orang, melebihi dari target yang ditetapkan yakni 292 juta penumpang. Jumlah itu juga meningkat 12,5% dari realisasi penumpang di 2016. Kenaikan itu berkat dibukanya lintas pelayanan ke Stasiun Cikarang, Stasiun Rangkasbitung, Stasiun Citeras, Stasiun Bekasi Timur, Stasiun Tambun, Stasiun Cibitung, dan Stasiun Angke.
“Sepanjang 2017 dari sisi operasi kami menjalankan 926 perjalanan dengan mengope-rasikan 76 stasiun sehingga jumlah realisasi penumpang tahun 2017 melebihi target,” ungkap Direktur Utama PT KCI Muhammad Nurul Fadhila di Jakarta, kemarin.
Dengan pencapaian itu, Fadhila mengatakan besaran subsidi kewajiban pelayanan publik (PSO) yang diberikan pemerintah sebesar Rp1,26 triliun pada 2017 terserap habis. Untuk tahun ini, PT KCI menargetkan jumlah penumpang sebanyak 320 juta orang. Adapun jumlah PSO yang diberikan pemerintah mencapai Rp1,3 triliun. Akan tetapi, kata Nurul, besaran PSO itu hanya cukup untuk 295 juta penumpang. “Bagaimana kekurangannya, nanti dalam kontrak PSO ada mekanisme verifikasi data per triwulan sehingga nanti proyeksi kekurangan terkoreksi per triwulan,” ucapnya.
Sinyal positif
Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri, beberapa waktu lalu, mengatakan dari besaran subsidi tahun ini, alokasi subsidi terbesar masih diberikan ke penumpang yang menggunakan KRL commuter line. “Hal ini seiring dengan program pemerintah untuk memin-dahkan mobilitas masyarakat dari moda transportasi berbasis jalan raya ke moda transportasi berbasis rel,” katanya seperti dikutip Antara. Pertumbuhan jumlah pengguna jasa KRL itu, kata Fadhila, merupakan sinyal positif dari kesediaan masyarakat menggunakan transportasi publik. PT KCI mencatat dalam dua tahun terakhir pertumbuhan pengguna jasa transportasi ini meningkat 22,6% atau bertambah 58 juta orang.
Untuk mengakomodasi kenaikan jumlah penumpang, PT KCI secara bertahap menambah jumlah rangkaian kereta, menambah 200 vending machine, serta 200 gate yang tersebar di seluruh stasiun. Mereka juga memperbaiki layanan modernisasi sistem tiket elektronik dengan mekanisme penyelarasan tarif atau fare adjustment yang mulai berlaku 8 Januari.
Dengan sistem itu, penumpang tidak akan dikenai penalti jika turun di stasiun dengan jarak yang lebih jauh dari tarif yang tertera pada tiket. Penumpang hanya perlu membayar selisih tarif yang dibayarkan dengan tarif yang sebenarnya pada mesin penyelaras tarif dan loket yang tersedia di 25 stasiun. Sebelumnya jika pengguna KRL dengan tiket harian berjaminan (THB) turun di stasiun yang lebih jauh, akan dikenai penalti Rp10 ribu. (E-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved