Headline

Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.

BI Jamin Utang Tetap Terkendali

Erandhi Hutomo Saputra
17/12/2017 23:31
BI Jamin Utang Tetap Terkendali
(ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

BANK Indonesia (BI) menjamin utang luar negeri (ULN) Indonesia pada akhir Oktober tetap terkendali.

Tercatat, utang luar negeri Indonesia pada akhir Oktober 2017 tumbuh stabil sebesar 4,8% (yoy).

Melalui keterangan pers, Departemen Komunikasi BI Agusman mengatakan terkendalinya utang luar negeri Indonesia itu tecermin antara lain dari rasio utang luar negeri Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) pada akhir Oktober 2017 yang tercatat stabil di kisaran 34%.

Rasio itu masih lebih baik jika dibandingkan dengan rata-rata negara peers.

"BI terus memantau perkembangan utang luar negeri dari waktu ke waktu untuk meyakinkan bahwa utang luar negeri dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian," jelas Agusman.

Diketahui berdasarkan kelompok peminjam, utang luar negeri sektor swasta tumbuh stabil sebesar 1,3% (yoy) atau sama dengan pertumbuhan bulan sebelumnya, sedangkan utang luar negeri sektor publik tumbuh 8,4% (yoy), lebih rendah daripada bulan sebelumnya sebesar 8,5% (yoy).

Berdasarkan jangka waktu asal, kata Agusman, utang luar negeri Indonesia masih aman karena tetap didominasi utang luar negeri jangka panjang.

Utang luar negeri berjangka panjang sebesar 86,3% dari total utang luar negeri dan pada akhir Oktober 2017 tumbuh 3,9% (yoy).

Adapun utang luar negeri berjangka pendek tumbuh 10,6% (yoy), lebih rendah bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya (12,6% yoy).

Menurut sektor ekonomi, posisi utang luar negeri swasta pada akhir Oktober 2017 terkonsentrasi pada sektor keuangan, industri pengolahan, listrik, gas, dan air bersih (LGA), serta pertambangan.

"Pangsa utang luar negeri keempat sektor tersebut terhadap total utang luar negeri swasta mencapai 77%, relatif sama dengan pangsa bulan sebelumnya maupun periode yang sama 2016," pungkas Agusman.

Perlu diwaspadai

Ekonom Universitas Brawijaya Munawar Ismail menilai rasio utang luar negeri Indonesia masih sangat kecil jika dibandingkan dengan rasio utang negara-negara maju.

"Jepang angka rasionya di atas 200%. Amerika dan Prancis, misalnya, utangnya di atas 100% terhadap PDB. Yang penting manajemen utangnya baik dan pembayarannya sudah dipersiapkan dengan cermat," ujar Munawar saat dihubungi Media Indonesia, kemarin.

Meski demikian, Munawar berpendapat peningkatan utang tetap perlu diwaspadai, terutama terkait dengan jangka waktu pembayaran.

Diketahui, pada akhir Oktober ULN jangka pendek tumbuh 10,6% (yoy), lebih rendah daripada bulan sebelumnya (12,6% yoy).

ULN berjangka panjang masih mendominasi sebesar 86,3% dari total ULN dan tumbuh 3,9% (yoy).

"Dalam jangka pendek memang berat sebab pemerintah harus membayar cicilannya, sementara utang belum memiliki dampak yang signifikan terhadap peningkatan cadangan devisa. Akan tetapi, dalam jangka panjang, seiring dengan mulai semakin besarnya kontribusi utang untuk menghasikan tambahan devisa, beban utang menjadi berkurang," imbuhnya.

(Tes/E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya