Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

Industri Non-Migas Tumbuh Signifikan

Adhi M Daryono
24/10/2017 02:45
Industri Non-Migas Tumbuh Signifikan
(MI/RAMDANI)

KEMENTERIAN Perindustrian (Kemenperin) menyampaikan cabang industri pengolahan non-migas berkontribusi sebesar 17,94% pada Pendapatan Domestik Bruto (PDB) nasional pada triwulan II tahun 2017. Kontribusi itu merupakan yang terbesar apabila dibandingkan dengan sektor lainnya seperti sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan yang mencapai 13,92%, sektor konstruksi (10,11%), serta pertambangan dan penggalian (7,36%). Demikian disampaikan oleh Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto ketika pemaparan kinerja perindustrian selama tahun kabinet kerja Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla di Kantor Kemenperin, Jakarta, Senin (23/10).

Airlangga menyatakan besarnya kontribusi industri pengolahan non-migas terhadap PDB antara lain dipacu oleh program hilirisasi industri yang mampu meningkatkan nilai tambah di dalam negeri. "Program hilirisasi industri berbasis agro dan tambang mineral juga telah menghasilkan berbagai produk hilir antara lain turunan kelapa sawit, stainless steel, dan smartphone," jelasnya. Airlangga menerangkan kapasitas produksi kelapa sawit dan turunannya pada 2017 misalnya meningkat menjadi 60,75 juta ton dibandingkan dengan tahun 2014 yang mencapai 49,7 juta ton.

Ia pun menargetkan pada dua tahun ke depan kapasitas produksi kelapa sawit beserta turunannya bisa mencapai sekitar 65 juta ton. Pada sektor logam, lanjut dia, hilirisasi telah berproduksi pada industri smelter yang terintegrasi dengan produk-produk turunannya berupa stainless steel dengan kapasitas dua juta ton. "Diprediksi akan terus meningkat hingga tiga juta ton pada akhir 2019, dan ini sangat tumbuh jauh jika dibandingkan dengan tahun 2014 yang hanya mencapai 65 ribu ton produk setengah jadi berupa ferro nickel dan nickel matte," tuturnya.

Sementara itu, untuk kapasitas produksi smartphone pada periode 2015-2017 meningkat menjadi 26,55 juta unit dibandingkan dengan tahun 2014 yang mencapai 18,65 juta unit. "Produksi semen pada 2015-2017 juga naik menjadi 112,97 juta ton dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar 69,45 juta ton," kata Airlangga.

Investasi manufaktur
Pada kesempatan itu, Airlangga menyampaikan Kemenperin mendorong realisasi investasi sektor manufaktur senilai US$1,7 miliar yang sudah terdaftar di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). "Sedang kami kejar agar bisa direalisasikan dan beberapa industri sedang kami monitor, antara lain industri pengembangan petrokimia di Cilegon, ada Lotte dan Candra Asri, kemudian juga pada sektor otomotif dan elektronika," kata Airlangga. Airlangga optimistis komitmen investasi tersebut dapat segera terealisasi hingga 2019 mengingat Indonesia memberikan kemudahan dan keuntungan bagi investor.

"Waktu kami ke Jepang, investor menilai investasi di Indonesia memberikan keuntungan 60% dibandingkan dengan nilai yang mereka tanamkan. Kami sudah punya track record itu," tutup Airlangga. (E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya