Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

Memberdayakan Masyarakat dengan Terobosan Kreatif

Retno Hemawati
11/8/2017 02:45
Memberdayakan Masyarakat dengan Terobosan Kreatif
(MI/RAMDANI)

SAAT ini makin banyak bermunculan para pengusaha muda yang tidak sekadar mencari untung dalam menjalankan bisnisnya, tetapi juga berusaha memberi dampak sosial bagi masyarakat di sekitarnya. Masyarakat yang kesulitan mencari pekerjaan bisa diberdayakan dengan terobosan-terobosan kreatif. Lalu siapa saja para penebar inspirasi dalam episode Empowering People? Harus Dong! kali ini? Mereka adalah Bambang Setiawan (Trust Jaya Jangkrik), Cahyadi Adhe Kurniawan (Batik Bakau), dan Yohanes Sugihtono Nugroho (Crowde).

Host Andy F Noya bersama Amanda Zevannya akan berdiskusi bersama para narasumber, yaitu Bambang Setiawan, Cahyadi Adhe Kurniawan, dan Yohanes Sugihtono Nugroho. Kali ini, mereka didampingi oleh mentor Rene Suhardono (penulis dan pegiat pendidikan) dan Danton Sihombing (brand consultant), yang akan memberikan banyak insight kepada narasumber. Episode ke-20 itu akan ditayangkan pada Minggu 13 Agustus 2017, pukul 19.30 hingga 20.30 WIB. Bahasan yang pertama ialah Bambang Setiawan yang bergelar sarjana teknik, dari Fakultas Teknik Institut Teknologi Bandung (ITB).

Ia tidak malu ketika memutuskan menjadi peternak jangkrik. Begitu lulus, Bambang langsung pulang kampung dan berhasil membuka industri peternakan jangkrik yang sebelumnya tidak pernah ada di Cirebon, sekaligus membuka lapangan kerja bagi warga sekitar.
Jangkrik hasil tangkarannya dipasarkan ke Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jabodetabek. Pengiriman terbesar ialah ke Bandung, sebanyak 100 kg per hari. Kebanyakan jangkrik itu digunakan untuk pakan burung, pakan ikan hias, umpan memancing, dan ada juga yang pesan untuk dijual lagi.

Ide bisnisnya ini didapat setelah ia melihat minimnya pasokan jangkrik di Cirebon, daerah asalnya. Setiap pulang kampung saat libur kuliah, ia kerap mendengar keluhan para pedagang dan peternak burung tentang minimnya pasokan jangkrik untuk pakan burung mereka.
"Saat itu, populasi jangkrik di Cirebon terus menurun," katanya. Dari situ, naluri bisnisnya terus muncul. Ia melihat itu sebagai peluang bisnis baru. Maka dari itu, setelah resmi memegang gelar sarjana teknik dari ITB, ia bertekad untuk menekuni usaha ini.
Untuk modal usaha, Bambang lalu menjual motor satu-satunya yang ia miliki.

Setelah ditambah dengan uang tabungannya, terkumpullah uang sebesar Rp7 juta. Tanpa menghiraukan ijazah teknik sipilnya, Bambang pun langsung memulai usaha ini. Ia langsung membeli kandang dan bibit jangkrik. Dengan modal dari hasil penjualan sepeda motor dan merogoh tabungan, Bambang membeli kandang serta bibit jangkrik varietas jangkrik alam dan jangkrik seliring. Karena di Cirebon tidak ada yang peternakan dan pembudidayaan jangkrik, Bambang mencari bibit unggul dari luar Cirebon. Bambang melakukan ekspansi produk dengan membuat makanan olahan jangkrik, di antaranya kerupuk jangkrik dengan merek Cricket Chips.

Kerupuk jangkrik produksi CV Jaya Tani di Cirebon itu dibuat dalam tiga pilihan rasa, yakni orisinal, keju, dan pedas dengan kemasan 175 gram. Harga per bungkusnya ialah Rp25 ribu. Total omzet penjualan Trust Jaya Jangkrik hingga Rp500 juta per bulan.
Selain mempekerjakan pengrajin rotan di wilayah Cirebon yang gulung tikar akibat matinya industri rotan, Bambang juga membuka pelatihan bagi pembudi daya pemula untuk belajar membudidayakan jangkrik. (H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya